Dalam setiap pertunjukan wayang kulit, orang pasti melihat pada kelir yang berupa kain yang dipasang memanjang dari kanan ke kiri.Â
Pada bagian tengah adalah tempat ki dalang memainkan perannya untuk mengkepyakkan sandiwara wayangnya.
Di sebelah kanan dan kiri adalah tempat di mana seluruh boneka (wayang) ditata secara berjajar, terdiri dari tokoh-tokoh yang saat lakon digelar tidak ikut dimainkan.
Barisan wayang yang dijajar di kanan kiri kelir itu disebut sebagai "simpingan".
Simpingan dalam pertunjukan wayang bukan sekedar untuk hiasan saja, namun mempunyai beberapa hal yang penting, antara lain:
1. Sebagai pajangan agar bisa dinikmati oleh para penonton
2. Sebagai cara bagi dalang mempermudah mencari dan mengambil wayang saat diperlukan
3. Sebagai tanda kuantitas tentang jumlah koleksi serta perfomen wayang yang dimiliki oleh dalang, penanda gengsi bagi penyelenggara, wayangnya masih baru atau stok lama
4. Sebagai tanda kualitas kharakter atau watak masing-masing wayang.
Secara garis besar watak atau kharakter setiap wayang bisa dilihat dari simpingan, misalnya tokoh tersebut ada di sebelah kiri atau di sebelah kanan.
Simpingan sebelah kanan umumnya terdiri dari tokoh-tokoh yang berkelakuan baik atau kesatria serta juga tokoh-tokoh dewa misalnya Batara Bayu, Batara Indra, Batara Darma dan lainnya.
Tokoh-tokoh di sebelah kanan ini melambangkan kebaikan, kejujuran dan kesucian.Â
Mereka yang ada di kelompok kanan umumnya raut mukanya hitam (damai), putih atau kuning emas.
Sedangkan kelompok simpingan yang sebelah kiri terdiri dari tokoh-tokoh yang berwatak jahat seperti para raksasa, raja-raja yang angkara murka, seperti Dasamuka, Kangsa, Bomanarakasura, juga para satriya kurawa yang tidak ikut dimainkan.Â
Para tokoh kiri ini umumnya wayang-wayang yang raut mukanya merah sebagai simbol suka kemarahan.
Simpingan wayang baik yang di kanan maupun kiri ditata sedemikian rupa agar nampak indah dan rapi.Â
Dasar tempatnya utamanya adalah tinggi badan, mereka yang berukuran tinggi dipasang di ujung kelir berjauhan dengan ki dalang.Â
Ditata rapi agar nampak "ribig" bahu atau pundaknya membentuk garis lurus.Â
Berturut-turut sampai yang agak pendek dan kecil lebih mendekat ke tengah.
Di samping itu juga bentuk mahkota, yang berkepala menjulang atau joglo kumpul dengan temannya. Kelompok yang bentuk mukanya sama juga sesama temannya.
Demikian semoga bermanfaat.***