Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rusman: Wayang, Sayembara Durgandini (1)

7 Februari 2019   21:03 Diperbarui: 9 Februari 2019   17:06 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Orang menyebutnya sebagai pulau hijau sebab jika dilihat dari kejauhan praktis tak ada warna lain di dalam pulau ini selain hijaunya pepohonan dan belukar yang menyelimutinya.

Sebentar kemudian nampak Raden Palasara menggandeng istrinya naik ke daratan yang mempesona itu. 

Dengan tenangnya mereka berdua berjalan pelan menaiki pulau yang banyak dihuni oleh burung-burung liar.

Tiba-tiba Raden Palasara membalikkan badan dan dengan penuh kesabaran ia berkata kepada istri.

"Tunggu Nimas, bukankah kita ingin lebih tenang dan nyaman di rumah baru kita ini kan?"

Tanpa menunggu jawaban, lelaki tampan berabut panjang itu segera menunduk hening. Tangan kanannya ia silangkan ke depan dada sambil sedikit berkomat-kamit.

Sungguh ajaib, tanpa tahu dari mana asalnya tiba-tiba kabut putih bermunculan dari segala penjuru.

"Kang Mas ..., oh apa yang sedang Kang Mas lakukan ini? Alangkah sejuknya udara di sini sekarang."

"Nimas boleh minta apapun sekarang, "kata pria itu sambil merentangkan kedua tangannya. 

Maka tak ragu lagi Dewi Durgandini segera menghambur ke pelukan suaminya. 

Kini mereka berdua berlari-lari berkejaran dan tak jarang ketika yang satu berhasil menyusul maka keduanya jatuh bergulingan.

***

(bersambung).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun