Oleh: RUS RUSMAN.
Priya bertubuh langsing semampai itu bernama Sri Pandudewanata atau Prabu Gandawakstra
Maharaja keraton Astina yang kedigdayaannya bagaikan nggayuh angkasa
Konon Raja Dewapun sangat menghormatinya, karena berhutang pada kesaktian sang Raja
Di tangannyalah negeri Astina menjadi kuat dan terkenal, ditakuti oleh lawan dan disegani kawan
Tapi di malam bulan temaram itu, Pandu yang perkasa tampak menangis di peraduannya
Duduk tertelungkup di pembaringan dengan lunglai, bergerimis keringat dengan rambut terurai
Sebentar-sebentar mendesah, menyesali sikap istrinya yang menolak saat ia sedang berhasrat
Dan air kesucian sang raja itupun lantas tumpah tak terarah, membasahi kain sutra berenda dan bersulam emas
Adalah telah sekian tahun lamanya raja ini dihantui keraguan besar, benarkah mereka putraku?
Puntodewa, Bima, Arjuna, oh .. kurangajar sekali kau kunthi. Ternyata benar apa yang dikatakan Hario Suman !
Anak si kusir itupun adalah bagian darimu, hemm.. inikah keluarga yang katanya disayangi dewa itu?
Batara Darmo, Bayu, Indra.., mereka adalah deretan nama yang telah berani mengkerdilkan kelelakianku
Ooo.. dewa, mengapa aku yang harus kalian korbankan untuk menanggung buramnya mantra adityahredaya resi Druwasa?
Memang aku akui, dulu aku terkena kutukan bapa brahmana, tapi itu kisah teramat lama yang telah termakan zaman
Kau cuma mengada-ada Kunthi.. kau hanya beralasan untuk bisa menikmati lagi libido syahwatmu
Sialnya nasibku, setelah kubuat negeri ini tentram dan damai, justru kamarku sendiri yang keterjang bencana
"Huaah!" Tiba-tiba lelaki pucat itu berteriak dan bangkit, kakinya melayang keluar bagaikan tak menyentuh  lantai dan dinding
Kunthi yang masih telanjang itupun kaget, sedikit ragu ia berteriak: "Kanda prabu.. agemanmu..!"
"Diam kau wanita jalang, pergi dariku.. pergi, pergiiii ..!" Dan teriakan itupun menggema ke seluruh negeri.*** (bersambung)