Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisa Wayang, Keutamaan Dewi Kunthi

6 Juni 2018   00:51 Diperbarui: 6 Juni 2018   01:12 1359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketika mereka minum bersama ternyata air yang didapatkan Ajuna dari sebuah sendang itu beracun, sehingga Dewi Kunthi dan anak-anaknya mati semua. Namun berkat kesaktian Kiai Semar mereka bisa dihidupkan semua.

Pada kisah lain saat Pandawa sedang giat membangun kerajaan Amarta, nampak Bima (Wrekudara) mengalami kegelisahan yang luar biasa. Setiap pohon besar yang dia tebang mendadak tegak kembali tanpa mengerti siapa yang mengaturnya. Sementara di hadapannya tergolek lemah ibu dan saudara-saudaranya karena kelelahan dan kelaparan. 

Bima tampak merenung sambil menjaga ibu dan saudaranya yang tengah tertidur. Akhirnya tanpa bisa ditahan Bima yang perkasa itu menangis. Pria perkasa dengan dada yang bidang itu terisak-isak, badannya yang berotot terguncang-guncang tanpa dapat ditahan.

Munculah Dewi Arimbi yang sejak tadi mengintip dari balik semak-semak. Arimbi ingin menunjukkan simpatinya kepada pria yang selama ini menghiasi mimpi-mimpinya. Wanita yang sakti ini segera membantu kesulitan Bima, namun sayang ketika ia mengutarakan cintanya Bima menolak karena Dewi Arimbi berwajah buruk. Mengetahui hal itu Dewi Kunti segera mengingatkan Bima bahwa dalam berkeluarga kecantikan bukanlah ukuran satu-satunya. Dewi Arimbi adalah wanita yang serasi bagi Bima karena wataknya yang pemberani, jujur, setia, berbakti dan sangat sayang terhadap suami.

Bima tetap menolak dan hanya mau mengawini Dewi Arimbi jika wajahnya berubah menjadi wanita cantik. Dewi Kunti yang merasa harus bisa membahagiakan anaknya akhirnya berdo'a memohon kepada sang Pencipta. Ternyata dia adalah wanita yang benar-benar dikasihi Tuhan. Terbukti dengan dikabulkannya permintaan itu. Tak seberapa lama jadilah Dewi Arimbi yang semula memiliki wajah buruk berubah menjadi wanita yang berparas cantik. 

Raut mukanya bersinar bagaikan bulan di saat purnama. Akhirnya Bima pun menerima dengan keikhlasan hatinya. Kelak Bima dan Arimbi dapat membentuk sebuah keluarga yang diidamkan dan menurunkan seorang ksatria utama, yaitu Raden Gatotkaca.

Itulah sekilas pengorbanan seorang ibu dalam lakon pewayangan yang difigurkan oleh Dewi Kunthi. Sekali lagi wanita ini memiliki kelebihan dan kekurangannya, sebagaimana di dalam dunia nyata, semua orang pasti tidak ada yang sempurna. 

Namun sebagai seorang Ibu Dewi Kunthi patut menjadi tauladan. Wayang memang hanyalah buah imajinasi para penciptanya, yaitu orang-orang pilihan yang merupakan leluhur kita. Namun semua figure dan lelakon yang ada di dalamnya sarat dengan nilai-nilai serta contoh untuk kehidupan manusia.

Pendek kata Dewi Kunthi adalah cahaya kehidupan bagi putra-putranya, dia adalah lambang seorang ibu yang sabar dan bijaksana, juga seorang wanita yang penuh karisma. Dia bagaikan air yang tenang mengalir, hal itu ditunjukan pada sikapnya yang tidak gugup saat mencerna segala persoalan yang melingkupi kehidupan anak-anaknya. 

Dia bagaikan angin yang sejuk berhembus, terbuktikan dengan kata-katanya yang bisa menenteramkan hati saat berbicara. Bahkan dia juga bagaikan matahari atau rembulan, terlihat dari sinarnya yang cerah memancar saat dia hadir di antara kedukaan batin para putranya.

Di akhir tulisan ini penulis ingin mengajak para orang tua terutama kaum ibu untuk dapat meneladani sifat dan sikap Dewi Kunthi bagi keluarga dan anak-anaknya. Tanpa mengesampingkan peran besar seorang ayah, setiap Ibu memang harus hadir dalam segala kesulitan putra-putrinya. Entah mengapa, ibu seperti ditakdirkan untuk selalu menjadi cahaya bagi roda kehidupan anak-anaknya. Setiap ibu, siapapun dia, pasti memahami keluhan hati putra-putrinya, meskipun sang buah hati tidak mengatakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun