Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seri Wayang I: Tiwikrama Sri Kresna yang Menggemparkan Alam Semesta

16 Maret 2011   20:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:44 7390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prolog

Meskipun aslinya adalah Manifestasi dari Batara Wisnu, sebenarnya Sri Kresna sendiri mempunyai sifat yang sabar, ramah, adil dan bijaksana. Tapi, entahlah jika Ia sudah tidak bisa menahan amarah lagi, lalu melakukan Tiwikrama. Akan hancurkah, bumi, khayangan dan seisinya...?

* * *

Adu argumentasi terjadi didalam Istana Negara Hastinapura, debat kusir yang berkepanjangan sungguh memuakkan banyak khalayak ramai. Presiden Duryodana betul-betul kepala batu. Sudah jelas, Sri Kresna datang sebagai utusan yang membawa mandat dari PWW (Persatuan Wayang-Wayang). Padahal menurut hemat Ketua Majelis Perwayangan, Resi Bisma, dan Ketua Dewan Perwakilan Wayang, Arya Widura. Tindakan yang dilakukan oleh Presiden Duryodana sangatlah salah dan  menyalahi aturan. Bahkan Arya Widura, yang masih terhitung paman Duryodana, sempat membentaknya karena tidak mengindahkan nasehat dari Resi Bisma.

"Duryodana, perkataanmu sungguh keterlaluan, dan bukan tindakan seorang Presiden yang sangat menyayangi rakyat! Saya sebagai Paman tidak merestui sama sekali..."

Tapi ditanggapi dengan dingin, oleh Duryodana. "Maaf, Paman. Sekalipun Anda masih terhitung sebagai Keluarga, dan merupakan angkatan yang lebih tua dari Saya, tetapi sekali lagi maaf. Dalam Pemerintahan Negara Hastinapura, Sayalah yang Berkuasa. Berkuasa segala-galanya, meliputi Darat dan Laut serta Udara. Dan Posisi saya jauh lebih tinggi daripada Paman yang hanya ketua Dewan Perwakilan Wayang, serta Kakek Bisma, yang posisinya sebagai Ketua Majelis Perwayangan..."

Akhirnya, karena Bete mendengar perkataan yang sombong dari Duryodana, si Presiden lalim. Sri Kresna langsung menatap dengan geram, dan melayangkan pertanyaan terakhir.

"Presiden Duryodana, Maaf saya bertanya sekali lagi kepada Anda. Maukah Anda untuk berdamai dengan Pandawa, dan mengembalikan Hak mereka?"

Dengan memandang wajah Perdana Menteri, Patih Sangkuni. Duryodana kemudian berkata "Maaf juga untuk Tuanku Sri Kresna, wahai titisan dari Batara Wisnu. Tetapi, kami dari pihak Kurawa, tidak akan mengembalikan negara ini kepada Pandawa, walaupun sejengkal tanah. Dan juga, meskipun seluruh Rakyat yang ada disini menginginkan Referendum untuk berpisah dari Negara Hastinapura. Tidak akan saya izinkan mereka bergabung dengan pihak Pandawa. Titik."

Sri Kresna hanya mampu memandang jauh kedepan, membayangkan ia sedang berhadapan dengan manifestasi dari Penguasa negara kegelapan Alengka terdahulu, Presiden Rahwana. Dan akhirnya, setelah lama terdiam, Sri Kresna kemudian buka suara. "Wahai, Presiden Duryudana, perbuatanmu hari ini akan dicatat oleh seluruh Dewa yang ada di Khayangan dan Bumi. Dan, Tetua disini akan menjadi saksi atas perkataanmu. Semua ucapanmu akan Engkau pertanggung jawabkan di kemudian hari. Saya akan memberitahukan keputusanmu kepada Pandawa!".

Akhirnya, Sri Kresna meninggalkan gedung pertemuan menuju ke sebuah aula yang ada di Istana Presiden. Sri Kresna, kemudian berdiri ditengah-tengah taman itu. Tampak matanya bersinar, tanda amarahnya sedang memuncak. Tiba-tiba muncul raksasa sebesar Gunung yang merupakan Tiwikrama dari Batara Wisnu jika amarahnya tak tertahankan lagi...

[caption id="attachment_95477" align="aligncenter" width="300" caption="Tiwikrama Sri Kresna"][/caption]

Kehadiran raksasa ini membuat seluruh kerajaan Hastina menjadi gempar dan ketakutan. Para Kurawa dan Sangkuni mencari tempat yang gelap untuk bersembunyi. Tiwikrama juga membuat kegemparan di Khayangan, Para Dewa juga menjadi khawatir dan segera turun ke bumi untuk melihat Sri Kresna yang sedang marah.

Sampai-sampai Batara Indra dan Batara Bayu hanya dapat menghela nafas dan berkata, "Jika Sang Wisnu sudah menampakkan dirinya dan meluapkan amarah, maka seluruh dunia dan khayangan menjadi gempar. Bahkan seluruh kekuatan Dewa, Manusia serta raksasa jika dikumpulkan menjadi satu tetap tidak dapat mengalahkan apalagi menghentikannya..."

* * *

Bersambung...

___________________________________________________________________________ Sumber Nama: Wikipedia Sumber Foto: Google/ wayang.wordpress.com ___________________________________________________________________________

Tulisan - tulisan yang terkait:

- Seri Wayang II - Tiwikrama Sri Kresna Yang Menggemparkan Alam Semesta

- Wayang, Simbol Budaya Indonesia yang Terlupakan

- Batara Kala, antara Sang Dewa dengan Raja Kegelapan...

- Antareja, tokoh manusia terkuat di dunia wayang?

- Invasi Tokoh Komik ke Dunia Wayang ( I )

- Arjuna, Ketampanan yang memikat (seribu) Wanita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun