Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pendidikan Perempuan Terbentang Luas, Bagai Permadani Tanpa Batas

4 April 2021   13:12 Diperbarui: 10 April 2021   17:54 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siapa dia? Sumber gambar : Pixabay.

Siapa dia dibalik poster pernyataan saatnya memikirkan kesuksesan?

Perempuan!

Bagaimana bisa tahu?

Dia mengenakan 2 buah cincin. Sebuah cincin nikah dan sebuah lagi cincin kosmetik.

Di Indonesia, sejak kehadiran Ibu Kartini yang memperjuangkan pendidikan bagi kaum perempuan, cita-cita para perempuan tak bisa dibendung lagi. Hampir semua ingin mengenyam pendidikan tinggi. Dan dunia pendidikan juga menyediakan kesempatan secara terbuka.

Sayangnya baru-baru ini, tepatnya pada hari Rabu 31/03/2021, seorang perempuan dengan pendidikan cukup tinggi menjadi teroris di mabes polri. Tetapi gagal.  Zakiah Aini (ZA) namanya.

Sebenarnya merupakan kegagalan yang menguntungkan bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena gerakan teroris tidak boleh memiliki waktu untuk sukses. Pastilah semua aparat keamanan di Indonesia melakukan siaga. 

Melihat biodata ZA, sulit untuk tidak mengatakan bahwa ada titik-titik yang salah dalam dunia pendidikan.  Dimana letak kesalahan pendidikan perempuan, yang akhir-akhir ini mengakibatkan adanya beberapa perempuan terpapar keberanian melakukan terorisme? 

Perempuan pada dasarnya merupakan seorang yang lebih memilih memiliki perilaku tenang, dan lebih senang tinggal di rumah.  Demikian pula ZA yang tergolong kelompok millenial, melakukan teror dengan gaya yang disebut lone wolf, seorang diri. 

Dengan adanya unggahan bendera ISIS di medsosnya, berarti ZA dipengaruhi oleh idiologi ISIS. Sebelum melakukan teror ZA berpamitan di grup WA keluarga, bahkan meninggalkan surat wasiat.

Dari bacaan.

Pendidikan tidak dimulai dengan tiba-tiba dalam waktu singkat, bahkan dari sejak masa kanak-kanak. Baru-baru ini, sebagai seorang nenek yang perempuan berniat membacakan cerita untuk cucu yang kebetulan perempuan juga. 

Dipilihnya buku dengan judul yang menunjukkan kasih sayang terhadap bunda. Ternyata isi buku yang judulnya mengarah kepada ajaran baik tentang agama, bisa menakutkan. 

Dalam buku tersebut, menceritakan aneka kenakalan terhadap bunda yang dikategorikan berdosa. Padahal kenyataan, seorang bunda akan selalu sayang terhadap anak-anaknya. 

Sebaiknya isi bacaan menceritakan bagaimana berbuat baik kepada bunda, bukan hanya menuduhkan itu atau ini adalah dosa terhadap bunda. 

Dari pernikahan.

Pak Karni, bukan nama sebenarnya, memberikan kesempatan pendidikan kepada putrinya hingga tingkat S1. 

Setelah tamat, selain bekerja putrinya menikah dengan seseorang yang diterima dengan baik oleh bapak dan ibu Karni.

Tentunya seorang calon suami yang berpendidikan seimbang dengan putrinya dan taat beragama. 

Pernikahan berjalan 3 tahun, saat bapak dan ibu Karni sedemikian sayang terhadap cucu. Putrinya mengajak ayah, ibu dan saudara-saudaranya untuk ikut suatu ajaran dalam bidang agama yang dianut oleh suami. Agama yang sama dengan yang dianut keluarga pak Karni, tetapi berbeda tata-cara. 

Saat Pak Karni dan keluarga menolak, putrinya lebih mengikuti ajaran suami. Dan menjauh dari kegiatan Bapak, ibu Karni dan saudara-saudaranya. Semua barang-barang pemberian keluarga dikembalikan, dan kakek nenek tidak diizinkan bertemu dengan cucunya. 

Pak Karni sangat sedih, tubuhnya semakin hari semakin kurus.

Dari internet.

Lain lagi pengalaman seseorang, sebut saja namanya Kurnia. Selesai menyelesaikan S2 bidang sains di negara Sakura, setibanya di  rumah ingin mengajar di sekolah penghafal Alquran.

Tentu saja semua keluarga sangat menyayangkan. Aneka nasihat diberikan, dan tentunya keluarga dibuat bingung. Konflik berat, dibenturkan dengan pemasalahan seolah-olah menentang agama. 

Akhirnya hanya nasihat ibunya yang bisa mengubah keinginan Kurnia saat itu, bahwa sekolah penghafal Alquran tidak menyelenggarakan UAN. Bila ada siswa ingin UAN, harus ikut ujian yang dinamakan dengan ujian paket. 

Ibunya mengingatkan, apakah Kurnia tega mengajak siswa untuk menempuh pendidikan tanpa ada UAN. Kurnia terbawa oleh nasihat ibu yang sejak kecil memberikan bimbingan,  bagaimana harus belajar menempuh UAN.

Hingga akhirnya Kurnia memilih pekerjaan menjadi dosen perguruan tinggi tempat dia menempuh S1. Syukur kejadian ini terjadi pada saat belum ada wacana meniadakan UAN. Entahlah nanti, kalau gonjang-ganjing meniadakan UAN sudah benar-benar terlaksana. 

*****

Pendidikan pada umumnya, juga pendidikan perempuan, sudah terbentang luas. Bagaikan permadani tanpa batas. Kepada kaum perempuan sebagai seseorang yang menjadi tumpuan harapan, untuk merajut batas tepian bentangan pendidikan. 

Baik dengan logika atau perasaan, seorang ibu diharapkan mempunyai feeling tentang batasan-batasan pendidikan perempuan.

Sejak kecil, bacaan apa yang sebaiknya tersaji. Bicara dari hati ke hati, dalam pemilihan jodoh untuk putrinya. Lika-liku pendidikan yang bagaimana, sebaiknya dikembangkan oleh putrinya. 

Agar tiada ada kesedihan-kekecewaan-korban, baik bagi diri sendiri, keluarga atau negara. Saat perempuan menikmati pendidikan yang terbentang luas dan menyatakan ...

Saatnya memikirkan kesuksesan.

Bumi Matkita,

Bandung, 04/04/2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun