Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Sudah 5 Bulan Pandemi, Waktunya Menerapkan Cipta Kondisi Masyarakat!

27 Juli 2020   14:44 Diperbarui: 28 Juli 2020   05:41 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Warga menggunakan masker saat melintas di depan mural tentang pandemi virus corona atau COVID-19 di Jalan Raya Jakarta-Bogor, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/4/2020). Mural tersebut ditujukan sebagai bentuk dukungan kepada tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam menghadapi COVID-19 di Indonesia. (Foto: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Corona Virus Desease-19 (Covid -19) yang menyerang dan meneror penduduk dunia di 213 negara masih sulit diatasi. Mahluk yang tidak kasat mata ini terdeteksi awal di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China akhir Desember 2019.

Pada hari Rabu (11/3/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan virus corona jenis baru tersebut dinyatakan sebagai pandemi global.

Tidak seperti sangkaan awal orang yang menyebut dan mengira ini semacam flu biasa, akhirnya terbukti virus tipe baru ini ternyata silent killer yang ganas.

Dari data worldometer tanggal 26 Juli 2020, total kasus manusia yang positif (terkonfirmasi) di dunia sebanyak 16,219,581 orang, total kematian 648,730 jiwa, total pasien yang sembuh 9,922,018 orang.

Kasus pneumonia yang terdeteksi di Wuhan, China tersebut pertama kali dilaporkan ke WHO pada tanggal 31 Desember 2019. Selama periode yang dilaporkan ini, tipe virus belum diketahui secara pasti. Kasus-kasus tersebut diperkirakan beredar antara tanggal 12-29 Desember 2019.

Di Indonesia, kasus Covid-19 pertama ditemukan pada 2 Maret 2020, di Depok hingga artikel ini ditulis pada 25 Juli 2020, berjarak 4 bulan 24 hari.

Nah, yang perlu dan sering kurang kita ketahui adalah data perkembangan Covid-19, yaitu naik atau turunnya.

Mengacu kepada WHO, data pokok yang diberitakan, adalah kasus yang terpapar, positif, data pasien yang sembuh (recovered) serta data kematian (deaths).

Ketiga point tersebut sangat penting bagi pemerintah Indonesia, para pejabat dan mereka yang terkait untuk menetapkan strategi penanganan serta operasi memenangkan perang.

Dari persepsi intelijen, teori conditioning mungkin pas diterapkan, mengingat kita memang diteror oleh Covid-19 tanpa disadari banyak orang.

Pada bulan Maret 2020 kematian tertinggi mencapai 9,34 persen dengan rata-rata 4,89 persen. Pada April nilai tertinggi 9,50 persen dengan rata-rata 8,64 persen.

Pada Mei persentase kematian adalah 7,66 persen dengan rata-rata 6,68 persen. Pada Juni menurun dengan persentase kematian 6,09 persen dengan rata-rata 5,56 persen.

"Dan terus menurun hingga Juli persentase kematian 5,08 persen dengan rata-rata 4,86 persen. Sementara persentase kematian dunia sebesar 4,2 persen," ujar Wiku.

Per tanggal 23 Juli 2020, pasien yang meninggal dunia sebanyak 4.576 kasus atau 4,9 persen dari total kasus terkonfirmasi.

Kesimpulan dan Saran
Dari kondisi di lapangan, terpantau masih banyak masyarakat yang belum patuh pada protokol kesehatan. "Untuk itu masyarakat harus saling mengingatkan, pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan," ucap Wiku Adisasmito, jubir Satgas Percepatan Penanganan Covid-19.

Melihat kasus yang terpapar masih tinggi, karena kasus ini disebarkan oleh manusia, baik sadar ataupun tidak, maka pemerintah sebaiknya lebih meningkatkan cipkon (penciptaan kondisi) atau conditioning, agar masyarakat mau berpikir, berbuat dan memutuskan seperti apa yang diinginkan pemerintah dalam mengatasi penyebaran covid.

Waktu penularan covid sudah berjalan hampir lima bulan, para pejabat intelijen dan pengemban amanah sebaiknya fokus dalam cipkon (spesialisasi badan intelijen).

Kini bukan persoalan kita 'heboh' membeli anti virus atau obatnya yang belum jelas. Biarkan para ahli melakukan tugasnya, tidak perlu dengan janji-janji.

Tetapi yang lebih penting kalau sudah ditemukan formula mengubah perilaku masyarakat secara komprehensif yang mampu tidak tertular dan menulari, mengatasi side efect ke komponen ekonomi, penulis percaya teror covid akan mereda.

Semoga dengan terbitnya Perpres 82/2020 tgl 20 Juli 2020, tentang Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

Perpres dan Gugus Tugas beralih namanya menjadi satuan tugas, dengan Erick Thohir sebagai komandan, apapun namanya itu, selain pejabat berusaha mencari jalan medik, Pray menyarankan sisi psikologis (cipkon) diterapkan. (Artikel terkait akan dibuat). Good luck, Komandan, GBU. (Pray Old Soldier)

Oleh: Marsda Pur Prayitno Wongsodidjojo Ramelan, Pengamat Intelijen 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun