Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Kisah Fenomenal Duku dan Durian di Kerinci Tahun 2024

25 April 2024   22:27 Diperbarui: 26 April 2024   08:20 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Durian dipajang dipinggir jalan milik pedagang Desa Simpang Empat Danau Kerinci. (dokumentasi pribadi)

Saat durian berbuah, kami berebutan dengan musuh. Mulai monyet, tupai, sampai ke manusia. Intinya, buat kami buah durian hanya full aroma nol rupiah, alias belum menambah nilai ekonomi keluarga. Si kakek ganteng (suamiku) ke kebun cuman dua kali seminggu. Berangkat dari rumah pukul tujuh tiga puluh, sampai di sana jam setengah sembilan.

Di sisi lain, buah durian matang berjatuhan dari pohonnya tidak terjadwal. Kadang siang, kadang-kadang malam hari. Pagi sebelum jam enam, oknum warga setempat sudah memungut duluan. Begitu juga pada siang hari. Palingan kami kebagian jika ada yang rontok ketika suamiku ada di sana.

Ya, sudah. Mau bagaimana lagi. Buah durian adalah hal yang fenomenal. Sudah menjadi tradisi di daerah kami. Pohonnya punya pribadi, buahnya milik bersama. Lain cerita jika selama durian berbuah empunya menunggu, (tinggal, nginap) di lokasi.

Saat ini musim durian Kerinci sedang memuncak, dan dalam waktu dekat bersiap-siap akan berakhir. *****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun