Mohon tunggu...
Novi Setyowati
Novi Setyowati Mohon Tunggu... Lainnya - berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

berbagi pengalaman, cerita, dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Worklife Balance Tidak Bisa Berdiri Sendiri

1 Februari 2021   10:45 Diperbarui: 4 Februari 2021   10:21 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi: ilustrasi (Sumber gambar: www.canva.com)

Tuh, kan. Lagi-lagi worklife balance tidak hanya bergantung pada tempat kerja, tetapi juga profesi dan tanggung jawab yang kita pikul. Nah, lho!

Dukungan dari atasan
Untuk beberapa kasus, para pekerja ada saja yang beruntung karena dukungan atasan di kantor demi terwujudnya worklife balance. Pekerjaan yang pernah saya geluti di salah satu lembaga asing, misalnya. Atasan saya yang notabene adalah seorang WNA selalu mengingatkan para pekerjanya untuk mengambil jatah cuti yang dimiliki. Tak ayal dalam beberapa meeting mingguan selalu meminta kami untuk mengumpulkan jadwal cuti yang dikehendaki.

Hal ini beliau lakukan juga untuk melihat dan mengontrol ketersediaan tenaga kerja di kantor secara bergantian. Jadi, meskipun beberapa orang sedang cuti, tetap ada beberapa orang lainnya yang mengambil alih tanggung jawab yang kita tinggalkan selama kita cuti. Saya pun selalu mengambil kesempatan ini untuk berlibur setiap dua bulan sekali kala itu.

Alangkah menyenangkan jika atasan pun mendukung worklife balance kita, bukan? Sayangnya, tak semua orang mengalami pengalaman seperti saya ini.

Menggunakan cuti karena tidak bisa diuangkan
Seandainya saja semua jenis cuti kerja bisa diuangkan jika tidak digunakan, mungkin kita tidak akan merasa rugi dengan mengabaikan jatah cuti kerja yang tersisa. Sayangnya, untuk kebanyakan profesi, cuti yang tidak terpakai akan hangus begitu saja dalam jangka waktu tertentu. Nah, sayang banget kan?

Ini mungkin bisa jadi alasan yang tepat untuk memanfaatkan cuti kerja, meskipun hanya sekedar untuk bersantai-santai di rumah saja. Selain itu, alasan ini juga memicu kita untuk berpikir beristirahat sejenak dari rutinitas kantor yang cukup menyita hari-hari kita. Lambat laun dan tanpa disadari, kita pun mulai berpikir tentang pentingnya worklife balance.

Keinginan kuat dari diri sendiri untuk mewujudkannya
Secara garis besar, hal-hal di atas mempengaruhi tercapainya worklife balance. Tetapi, sebenarnya ada hal yang lebih mendasar untuk menerapkan worklife balance, yaitu keinginan yang kuat dari diri sendiri untuk mewujudkannya.

Tuntutan profesi dan pekerjaan memang bisa jadi sangat menghalangi tercapainya worklife balance. Namun demikian, kita tetap harus menyadari bahwa fisik kita pun memerlukan sedikit istirahat agar tidak terjebak dalam tekanan yang berkepanjangan.

Tubuh kita pun rentan jenuh jika melakukan suatu hal yang berulang. Meluangkan waktu untuk hal-hal yang lebih santai pun bisa menjadi terapi pikiran agar kita tidak jenuh dengan pekerjaan. Ketika kita mencoba beristirahat sebentar dari rutinitas kantor dengan hal-hal santai lainnya yang positif, kita pun mendapatkan semangat baru setelahnya yang membuat kita lebih termotivasi lagi untuk bekerja.

Contoh sederhananya, saat kita bisa berlibur dengan dana yang tak sedikit. Nah, hitung saja setelahnya kita harus lebih giat bekerja agar beberapa waktu lagi bisa liburan lagi!

Worklife balance pun tidak harus dilakukan dengan mengambil cuti dan berlibur, tetapi bisa saja kita mengatur waktu untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang santai dan menyenangkan di luar jam kerja. Misalnya, kita bisa meluangkan satu jam di malam hari untuk membaca buku dengan santai, atau hanya sekedar untuk bermain game. Bisa juga dengan melakukan hobi kita di setiap akhir minggunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun