Mohon tunggu...
Nisrina Khairunnisa
Nisrina Khairunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN SUKA / 23107030118

.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mudik, Tradisi Lebaran Turun-temurun di Indonesia

18 April 2024   01:25 Diperbarui: 18 April 2024   01:50 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandara YIA | Dokumen Pribadi

Pastikan rumahmu aman saat khendak meninggalkan rumah. Memberikan sistem keamanan tambahan berupa kamera pengawasan video di settiap sisi rumahnya. Dengan begitu kamu akan lebih tenang saat liburan.

  1. Logistik

Membawa makanan dan air mineral secukupnya. Penting juga untuk membawa makanan dan air secukupnya selama perjalanan. Karena kita tidak perlu mencari supermarket, sebaiknya siapkan makanan ringan serta hidangan yang sedikit lebih berat seperti roti. Jika tidak kenyang jika hanya dengan roti, bisa membawa bekal lauk makan dengan nasi.

  1. Maps

Aplikasi GPS/Peta Mudik GPS di smartphone kita juga penting untuk mengecek kemacetan dan jalur alternatif lainnya. Bawa juga peta jalur pulang yang biasanya disediakan untuk memverifikasi informasi jalur pulang. Aplikasi satu ini juga penting untuk memastikan kebenaran rute yang sedang dilintasi.

  1. HP & Kuota

Sejatinya handphone diciptakan dengan beribu-ribu manfaat yang bisa mempermudah kehidupan kita. Pastikan baterai dan pulsa ponsel Anda  penuh. Jangan sampai hal ini terjadi, dalam keadaan darurat ponsel tidak bisa digunakan.

  1. Hiburan Kemacetan

Hiburan Kemacetan menjadi kendala utama yang tidak bisa dihindari dalam perjalanan pulang. Sebaiknya pertimbangkan untuk membawa barang-barang yang  dapat membantu menghibur Anda setelah merasa bosan. Koleksi kaset, CD, MP3 atau buku pada umumnya menjadi teman setia saat berpergian. 

Terlebih bagi sopir, karena sopir memiliki tuntutan untuk tidak boleh mengantuk selama diperjalanan. Nyalakan musik favoritmu, atau paling tidak ajaklah satu atau dua orang yang ada dimobil untuk berbincang.

Rifa | Dokumen Pribadi
Rifa | Dokumen Pribadi

"Hanya sedikit teman saya yang tidak mudik lantaran kehabisan tiket, dan jarak pulang yang terlalu jauh. Tapi mayoritas sih pulang, karena ya kapan lagi cuti bisa sepanjang cuti Idul Fitri," ucap Rifa, seorang guru SMA asal Yogyakarta yang bekerja di Nganjuk. 

Ia menjelaskan bahwa kebanyakan dari teman-temannya melaksanakan tradisi ini, hanya tersisa sedikit oleh temannya yang kampung halamannya jauh disana. Hal ini membuktikan bahwa memang benar adanya bahwa hakikatnya semua orang ingin pulang ke kampung halaman mereka. 

Rifa juga menambahkan bahwa memang, teman-temannya yang pulang kampung, membeli tiketnya dari jauh-jauh hari. Jadi ketika mereka mendapatkan keputusan dari Kepala Sekolah mengenai tanggal libur dan tanggal masuk kembali, mereka langsung memesan tiket. Karena jika tidak tentu saja akan kehabisan. Mungkin kebanyakan dari kita juga merasakan hal yang sama terkait tradisi lebaran yang satu ini.

Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah "Mengapa semua orang seperti benar-benar selalu merindukan "pulang"? Pemandangan ibu memasak ketupat, opor, dan semur didapur. Ayah sibuk menyembelih ayam-ayam kesayangannya yang memang dipersiapkan untuk makan bersama saat anak-anaknya pulang dari rantauannya. Ada kakak, yang selalu ngomel sambil beres-beres rumah, diganggu oleh adik yang masih kecil. Bukankah itu adalah sebuah pemandangan yang indah? Tak heran jika siapapun sangat merindukan "pulang".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun