Mohon tunggu...
Muksal Mina
Muksal Mina Mohon Tunggu... Lainnya - Candu Bola, Hasrat Pendidik

Be a teacher? Be awakener

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Adu Penalti: (Bukan) Adu Keberuntungan

19 April 2024   17:12 Diperbarui: 19 April 2024   17:55 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andriy Lunin menepis tendangan Mateo Kovacic. Sumber : https://www.dailymail.co.uk/sport/football/article-13322425

Namun, benarkah adu penalti adalah murni soal keberuntungan?

This is Psychological Game!

Geir Jordet, peneliti bidang psikologi sepakbola, memaparkan dalam sebuah utas di akun x-nya mengenai adu penalti.

Jordet dan tim melakukan riset dengan menganalisa semua adu penalti di ajang Piala Dunia, Euro dan Liga Champion sejak 1976 hingga sekarang, mewawancarai 25 pemain yang terlibat didalamnya, serta melakukan uji prediksi terhadap 15 tim elit.

Kesimpulan yang mereka dapatkan adalah, adu penalti merupakan ajang adu psikis. Kuat-kuatan mental.

Hal-hal menarik yang terungkap dari riset tersebut diantaranya adalah :

Menit Bermain

Jordet menemukan fakta unik bahwa pemain yang baru masuk pada babak tambahan punya punya potensi untuk gagal pada babak adu penalti. Hmm, ingat final Euro 2020? Jadon Sancho dan Marcus Rashford sebagai pemain Inggris yang gagal mengeksekusi penalti, baru masuk di akhir babak tambahan, yakni menit 120'. Mateo Kovacic di laga City-Madrid kemarin pun menjadi kasus yang sama.

Paling gres, Leonardo Bonucci untuk klubnya, Fenerbache. Dimasukkan untuk menjadi algojo , apa lacur sang Italiano justru menjadi musabab tersingkirnya Fener dari Europa Conference League.

Faktor ini bisa jadi dihubungkan dengan kesiapan adaptasi mental si pemain dengan atmosfir pertandingan. Memang secara tenaga lebih segar. Namun penalti adalah soal psikis.

Sikap Sebelum Menendang

Fabio Grosso  menceritakan perasaannya kala ditunjuk mengambil tendangan penalti penentu kemenangan Italia pada final Piala Dunia 2006.

"Saya memaksakan untuk tetap tenang. Pengalaman tak berarti apa-apa disini. Yang terpenting, tentang mencapai kondisi mental yang sangat spesifik di detik akhir sebelum pengambilan Keputusan"

Semua yang pernah ikut kompetisi sepakbola, entah amatir ataupun professional, pasti mengerti beban psikologis yang ditanggung pemain ketika ditunjuk sebagai penendang penalti. Bayangan kegagalan dan menjadi kambing hitam kekalahan tim seolah membayang di belakang gawang sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun