Mohon tunggu...
MOH.FAHRI
MOH.FAHRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tidak mengulangi kesalahan yang sama maka aku ada !

Mahasiswa ilmu komunikasi UIN Sunan kalijaga 20107030102

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tetap Merantau di Hari Lebaran: Kisah Mahasiswa Penjaga Toko Kelontong Madura

18 April 2024   23:10 Diperbarui: 19 April 2024   00:37 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto hasil tanggapan penulis/Dokpri

Hal ini dilakukan khususnya ketika Idul Fitri. Sama seperti yang dilakukan oleh pejabat Kerajaan Majapahit, pejabat Kerajaan Mataram Islam juga melakukan mudik yang salah satu tujuannya adalah untuk menghadap raja dan membersihkan makam para leluhurnya.

 Lalu istilah mudik lebaran baru berkembang pada tahun 1970-an, yakni lebih dari 80% pendatang ke Jakarta datang untuk mencari pekerjaan dan hanya mendapatkan libur panjang saat lebaran. 

Mereka pun memanfaatkan momentum ini untuk pulang ke kampung halamannya. Tradisi mudik ini tidak hanya berlangsung satu hari saja. Namun, biasanya terjadi H-4 dan H-3 sebelum Lebaran, sedangkan arus balik mudik Lebaran sendiri dapat terjadi sejak H+2 atau H+3 Lebaran, yang mana semakin dekat dengan hari masuk kerja dan sekolah, maka semakin padat arus balik mudik ini berlangsung. Berdasarkan survey Kementrian Perhubungan (Kemenhub), sebanyak 71,7 persen warga Indonesia atau 193 juta orang yang mudik lebaran 2024.

Sabtu, 8 April 2024 saya diberi kesempatan untik berdiskusi  dengan mas jakfar Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Angkatan 2020, seorang perantau sekaligus mahasiswa asal madura justru tidak kembali ke kampung halamannya dan memilih untuk tetap menjaga toko kelontong milik bosnya. 

"Saya tidak mudik karena di hari menjelang idul fitri bayarannya lebih besar. Jadi saya memilih untuk tetap disini," Jakfar salah satu warga Pamekasan, Madura. Justru Bagi jakfar momen menjelang lebaran menjadi kesempatan berharga untuk bekerja sebagai penjaga toko kelontong dengan bayaran dua kali lipat dari biasanya. Karena sang pemilik harus pulang kampung setelah sekian lama meninggalkan keluarganya.

Foto hasil tanggapan penulis/dokpri
Foto hasil tanggapan penulis/dokpri

Pilihannya untuk tetap merantau menjelang lebaran bukan kali pertama dilakukan Jakfar. Tahun ini sudah kesekian kalinya ia merayakan lebaran di Yogyakarta jauh dari keluarga. Demi meraup cuan untuk memenuhi kebutuhan dalam menjalani hari- harinya. 

"Ya, nanti lebarannya di Yogyakarta," ujar pria asal Madura ini.

 Lebaran, momen istimewa bagi umat Islam untuk berkumpul bersama keluarga dan sanak saudara. Namun, bagi sebagian orang, momen ini harus dilewati dengan bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu contohnya adalah para penjaga toko kelontong yang harus tetap buka di hari Lebaran untuk melayani pelanggan.

Jakfar, seorang pemuda berusia 24 tahun, merupakan salah satu penjaga toko kelontong di Yogykarta yang harus tetap bekerja di hari Lebaran. Ia berasal dari sebuah desa kecil di Pamakesan dan merantau ke yogyakarta untuk mencari nafkah. 

"Lebaran tahun ini saya tidak bisa pulang kampung," ujar Jakfar sambil menggemas barang belanjaan pelanggan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun