Mohon tunggu...
Miktachul Ulumudin
Miktachul Ulumudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 2023 (23107030103)

Lahir di bumi pasundan, kemudian bermigrasi ke ujung timur pulau jawa, kerap disapa Ulum. Gemar mengkritik sesuatu hal yang terlalu baik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fenomena Kuliah Transit pada Lingkar Setan Penerimaan Mahasiswa Baru Indonesia

19 April 2024   16:46 Diperbarui: 19 April 2024   16:52 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
snpmb.bppp.kemendikbud.go.id

Pernahkah anda bermimpi dapat merasakan sensasi menjadi mahasiswa Universitas Indonesia? Atau menjadi bagian paling membanggakan dari para barisan ITB muda ?

Mimpi mimpi besar untuk dapat berkuliah di kampus mentereng mungkin adalah sebuah impian yang di idam-idamkan olek banyak remaja di Indonesia, jaminan masa depan yang cerah, relasi yang mengakar, dan lingkungan suportif untuk berkembang menjadi sebuah daya tawar yang begitu menggiurkan bagi para pejuang bangku perkuliahan

Namun, impian tersebut akan kembali menjadi impian saja tatkala kita menyadari bahwa tempat terbaik hanya akan dihuni juga oleh orang-orang terbaik, sedangkan mimpi sebesar ini tidaklah dimiliki oleh orang-orang tertentu saja, lantas apa yang terjadi? Ya ketimpangan luar biasa antara kuota yang tak seberapa dengan peminat yang banyak luar biasa.

Pada akhirnya beberapa orang dengan mimpi besar untuk menjadi mahasiswa kampus-kampus besar pun harus merelakan mimpinya dan sedikit mengesampingkan ego untuk berkuliah dikampus lain. Beberapa mungkin mudah menerima fakta tersebut, tapi dalam beberapa kasus terjadi dimana orang-orang yang telah diterima di beberapa kampus masih terus mencoba untuk menjebol kampus impiannya.

Fenomena ini mungkin bisa kita sebut sebagai kuliah transit, dimana seseorang mengenyam bangku perkuliahan hanya dalam waktu sementara hingga ia dapat meraih kampus impiannya, salahkah hal demikian?

Harga mahal demi satu bangku kuliah

Dilansir dari Tirto.id Pada tahun 2023 tercatat sebayak 803.852 Peserta UTBK mengikuti tes tersebut demi bisa memasuki kampus impiannya masing-masing, tetapi amat berbanding dengan jumlah peserta keseluruhan, pada tahun 2023 peserta yang berhasil lolos dalam tes penerimaan mahasiswa baru tersebut hanya sebanyak 27,77% saja atau sebanyak 223.217 peserta.

Kopasjambi.com
Kopasjambi.com

Angka ini membuktikan bahwa demi untuk berkuliah di kampus-kampus negeri memang dibutuhkan effort yang tak main-main.

Bagi beberapa peserta yak tak berkesempatan untuk diterima hal ini menjadi sebuah pukulan yang amat besar. Lantas masihkah etis ketika seseorang yang telah diterima untuk berkuliah di kampus negeri tetapi menanggalkan kesempatan tersebut demi mengejar kampus lain yang lebih baik?

Hal ini tentu menjadi sebuah tanda besar, masihkah layak sistem penerimaan mahasiswa baru saat ini membebaskan peserta yang telah diterima untuk dapat mengikuti tes kembali pada tahun berikutnya? Sedangkan kita mengetahui bersama bahwa terjadi ketimpangan angka yang teramat besar pada setiap seleksi penerimaan mahasiswa baru.

Dalam kasus lain kita juga bisa melihat salah satu fenomena yang sering terjadi pada penerimaan mahasiswa baru. Beberapa kampus kedinginan seperti STAN mewajibkan seluruh peserta yang mendaftar untuk mengikuti tes masuk STAN untuk mengikuti UTBK terlebih dahulu, hal ini dikarenakan pihak STAN turut menyeleksi peserta berdasarkan hasil capaian nilai UTBK yang peserta tersebut raih

 Hal tersebut mungkin tak lah salah bila kita lihat secara singkat, tetapi anda perlu mengetahui bahwa peserta seleksi masuk STAN yang mengikuti seleksi UTBK  dapat dipastikan memiliki peluang untuk diterima di kampus negeri yang ia pilih pada seleksi UTBK, hal ini kembali menjadi sebuah tanda tanya besar. Ketika peserta tersebut dinyatakan lolos pada seleksi UTBK, lantas relakah peserta tersebut melepas kesempatan itu untuk mengikuti seleksi STAN? Padahal ribuan peserta bersaing secara mati matian untuk mendapatkan tempat yang peserta tersebut dapat

Ironi sekali.

Berbicara tentang hak untuk bermimpi 

Beragam pro kontra tentang kuliah transit memang menjadi sebuah pembicaraan yang menarik, bagi orang-orang yang tak setuju dengan konsep tersebut mungkin memiliki dasar yang benar tentang keadilan seluruh anak bangsa untuk berkuliah, tetapi mari kita ingat bahwa peserta seleksi yang melakukan kuliah transit ini pun memiliki dasar tentang perjuangan mimpi mereka.

Kita mungkin hanya akan melihat seseorang yang tak bersyukur dengan kesempatan sehingga tega meninggalkan bangku perkuliahan sebelumnya demi mengejar bangku perkuliahan dikampus lain, tetapi bila kita melihat hal ini dari beragam kacamata kita dapat melihat bahwa ini adalah hak tentang bermimpi

Lantas salahkah atau tidak fenomena ini adalah sesuatu yang tak bisa kita jawab, karena beragam sistem yang dirancang pada proses penerimaan mahasiswa Baru adalah sistem terbaik yang dirasa mampu mengakomodir mimpi mimpi anak bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun