Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dilema Generasi Milenial: Ngontrak Nyaman atau Berani KPR di Era Rumah Mahal?

26 April 2024   15:32 Diperbarui: 26 April 2024   15:39 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumah. Foto: PIXABAY/PEXELS via Kompas.com 

Oleh: Julianda BM

Bagi generasi milenial, memiliki rumah sendiri merupakan mimpi yang besar. Namun, di era modern dengan harga rumah yang semakin melambung tinggi, mimpi tersebut terasa semakin sulit untuk digapai. 

Dihadapkan dengan pilihan antara kenyamanan ngontrak dan keberanian untuk membeli rumah dengan KPR, banyak generasi milenial yang terjebak dalam dilema.

Ngontrak: Kenyamanan Fleksibel yang Menguras Uang

Ngontrak menawarkan beberapa keuntungan yang menarik bagi generasi milenial. 


Pertama, fleksibilitas. Kontrak rumah biasanya memiliki jangka waktu yang singkat, sehingga memungkinkan penghuninya untuk berpindah tempat tinggal dengan mudah. 

Hal ini cocok bagi mereka yang memiliki gaya hidup dinamis dan sering berpindah pekerjaan.

Kedua, kemudahan akses. Kontrakan biasanya terletak di lokasi yang strategis dan dekat dengan tempat kerja, sekolah, atau pusat perbelanjaan. 

Hal ini memudahkan penghuni untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa harus membuang waktu di jalan.

Ketiga, biaya yang lebih ringan. Dibandingkan dengan membeli rumah, ngontrak membutuhkan biaya yang lebih kecil di awal. 

Tidak perlu mengeluarkan uang muka yang besar, dan biaya perawatan seperti pajak bumi dan bangunan (PBB) dan biaya renovasi ditanggung oleh pemilik rumah.

Namun, di balik kenyamanannya, ngontrak juga memiliki beberapa kekurangan. 

Pertama, tidak ada rasa memiliki. Kontrakan hanya menjadi tempat tinggal sementara, dan penghuninya tidak memiliki hak atas properti tersebut.

Kedua, biaya yang terus menerus. Meskipun biaya di awal lebih ringan, biaya ngontrak akan terus menerus dikeluarkan setiap bulan. Hal ini berbeda dengan KPR, di mana cicilannya akan semakin ringan seiring dengan waktu.

Ketiga, keterbatasan dalam modifikasi. Penghuni kontrakan biasanya tidak memiliki kebebasan untuk memodifikasi atau merenovasi rumah sesuai dengan keinginan mereka. 

Hal ini bisa menjadi kendala bagi mereka yang ingin menciptakan suasana rumah yang nyaman dan sesuai dengan selera.

KPR: Berani Berkomitmen untuk Masa Depan

Membeli rumah dengan KPR merupakan pilihan yang lebih berani dan membutuhkan komitmen jangka panjang. 

Namun, KPR juga menawarkan beberapa keuntungan yang signifikan. 

Pertama, kepemilikan. Dengan KPR, penghuni menjadi pemilik sah atas properti tersebut dan memiliki hak penuh untuk menggunakan dan memodifikasi rumah sesuai dengan keinginan mereka.

Kedua, investasi jangka panjang. Nilai properti biasanya akan terus meningkat seiring dengan waktu. Hal ini berarti bahwa KPR bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal, tetapi juga sebagai investasi yang menguntungkan di masa depan.

Ketiga, stabilitas tempat tinggal. Dengan KPR, penghuni tidak perlu khawatir akan diusir dari tempat tinggalnya karena masa kontrak habis. Hal ini memberikan rasa stabilitas dan keamanan yang penting bagi keluarga.

Namun, KPR juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Pertama, biaya yang besar. Membeli rumah dengan KPR membutuhkan uang muka yang besar, dan cicilannya akan terus menerus dikeluarkan setiap bulan selama beberapa tahun. 

Hal ini bisa menjadi beban finansial yang signifikan bagi generasi milenial yang belum memiliki penghasilan yang stabil.

Kedua, risiko gagal bayar. Jika penghuni tidak mampu membayar cicilan KPR, mereka dapat kehilangan rumah dan bahkan terjerat hutang. 

Hal ini merupakan risiko yang perlu dipertimbangkan dengan matang sebelum memutuskan untuk mengambil KPR.

Ketiga, komitmen jangka panjang. KPR biasanya memiliki jangka waktu yang panjang, yaitu 10 hingga 20 tahun. 

Hal ini berarti bahwa penghuni harus berkomitmen untuk tinggal di rumah tersebut selama beberapa tahun, dan tidak mudah untuk pindah jika mereka ingin berpindah tempat tinggal.

Memilih Jalan Terbaik: Tips untuk Generasi Milenial

Dilema antara ngontrak dan KPR merupakan pilihan yang sulit bagi generasi milenial. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, dan pilihan terbaik tergantung pada situasi dan kondisi masing-masing individu.

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu generasi milenial dalam memilih antara ngontrak dan KPR:

  • Evaluasi situasi keuangan: Perhitungkan pendapatan, pengeluaran, dan tabungan Anda untuk menentukan apakah Anda mampu membeli rumah dengan KPR.
  • Pertimbangkan kebutuhan dan gaya hidup: Pikirkan tentang kebutuhan tempat tinggal Anda di masa depan, seperti jumlah kamar, lokasi, dan fasilitas yang diinginkan.
  • Lakukan riset: Pelajari tentang berbagai pilihan KPR yang tersedia, bandingkan suku bunga, dan hitung cicilannya.
  • Konsultasikan dengan ahli: Bicaralah dengan perencana keuangan atau agen properti untuk mendapatkan saran dan informasi yang lebih detail.

Jadi, memilih antara ngontrak dan KPR merupakan keputusan yang penting bagi masa depan generasi milenial. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan membuat keputusan yang matang, mereka dapat memilih jalan terbaik untuk mencapai mimpi memiliki rumah sendiri.

Dilema antara ngontrak dan KPR merupakan sebuah realitas yang dihadapi oleh banyak generasi milenial di Indonesia. 

Di satu sisi, mereka menginginkan kenyamanan dan fleksibilitas yang ditawarkan oleh ngontrak. Di sisi lain, mereka juga memimpikan memiliki rumah sendiri sebagai investasi jangka panjang dan simbol stabilitas.

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam memilih antara ngontrak dan KPR. Keputusan terbaik tergantung pada situasi dan kondisi individu, seperti keuangan, kebutuhan tempat tinggal, gaya hidup, dan tujuan masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun