Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Hari Toilet Dunia: Dari yang Paling Kumuh Sampai yang Paling "Wow"

19 November 2020   06:00 Diperbarui: 19 November 2021   10:14 1993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jack Sim pendiri Asosiasi Toilet Singapura atau 'Restroom Association of Sinagpore' (RAS) dan mengelola WTO, bukan World Trade Organization yang sangat erat kaitannya dengan politik dan tata aturan perdagangan dunia, tetapi World Toilet Organization.

Ia seorang pebinis yang sudah berhasil sejak usia 24 tahun dan kemudian mengabdikan hidupnya pada urusan toilet. Sesuatu yang terkesan satirik dalam urusannya dengan hak dasar manusia.

Di Indonesia sendiri, terdapat seseorang yang mendedikasikan hidupnya untuk jamban. Ia adalah Dr. dr.  Budi Laksono, MHSc. Ia adalah penerima 'Live achiement Award' dari Kick Andy dan juga penerima penghargaan MURI beberapa kali. 

Dr dr Budi Laksono MHC dan penulis di masa pasca bencana Lombok. Dokumentasi Pribadi
Dr dr Budi Laksono MHC dan penulis di masa pasca bencana Lombok. Dokumentasi Pribadi
Selama hidupnya, ia telah membantu mendirikan jamban sejumlah lebih dari sejuta. Di saat masa pasca gempa Lombok, bersama kawan-kawan kerja di Gema Alam NTB, kami belajar tentang cara membuat jamban sederhana untuk penyintas gempa. Jamban itu menggunakan konsep "Disposal Amphinian Latrine" yaitu jamban umum bagi camp pengungsi di Lombok untuk wilayah yang sulit air.

Namun demikian, Dr dr Budi Laksono, MHSc sebetulnya bukan hanya memikirkan jamban. Di manapun ada bencana, ia pasti ada. Ini dimulai dari bencana Tsunami Aceh sampai Lombok dan Palu serta pandemi COVID-19. Ia selalu melakukan kerja sosial.

Saking getolnya pada kerja membuat jamban, beliau pernah membuat suatu kafe yang alat makannya adalah terbuat dari toilet. Jadi,  toilet dipakai sebagai pengganti piring dan mangkuk.

Dr.dr. Budi Laksono MSHc dan Kafe Jambannya. Tempat kampanye jamban ehat. (Foto :Detik.com)
Dr.dr. Budi Laksono MSHc dan Kafe Jambannya. Tempat kampanye jamban ehat. (Foto :Detik.com)
Peringatan Hari Toilet Dunia 2020 berfokus pada tema Sanitasi Berkelanjutan dan Perubahan Iklim. Diketahui bahwa perubahan iklim yang memburuk, yang ditandai dengan banjir, musim kering panjang, dan naiknya permukaan air laut merupakan indikator yang mengerikan. 

Artinya persoalan bumi kita alam hal penanaman kembali tetumbuhan sampai dengan persoalan sanitasi adalah hal yang penting diperhatikan.

Apa itu toilet berkelanjutan? Ini adalah suatu sistem toilet yang dapat memfasilitasi pembuangan tinja dengan aman, mudah diakses, dan pada situasi yang layak. 

Terdapat suatu tempat pembuangan yang memadai dan diarahkan dengan pemipaan dan di lokasi yang aman seta cukup jauh dari sumber air. Bahkan, pembuangan itu bisa dikelola untuk enerji dan bisa dirumah jadi air bersih.

Capaian suatu wilayah atau negara pada target SDGs memang merupakan prestasi wilayah atau negara itu dalam peradaban dunia. Wilayah atau negara yang tertinggal urusan toiletnya pantaslah disebut sebagai wilayah atau negara yang tertinggal peradabannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun