Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Dalang Wayang Kulit Tunanetra yang Tampil di Depan Obama

1 Juli 2017   10:45 Diperbarui: 1 Juli 2017   10:51 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agustinus Sardjono Hadisurjo (66) dan istrinya, Suwartini berfoto bersama dengan mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Hotel Tentrem, Jalan A M Sangaji, Kota Yogyakarta, Kamis (29/6/2017) malam.

“Momen ini yang sangat istimewa karena waktu masuk kami tidak boleh mengambil gambar termasuk untuk dokumentasi. Tapi kenapa setelah selesai Obama suruh motret makanya itu istimewa sekali kemudian seluruh kru karawitan juga potret bersama,” ucap Sardjono.

Sardjono berharap, penampilannya di hadapan Obama itu bisa menggugah kawula muda untuk mencintai budaya tradisional khususnya wayang kulit.

Menurutnya, wayang kulit memiliki nilai filosofis yang tinggi yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

“Buat saya ya mudah-mudahan ini bisa memotivasi saudara kita yang sampai hari ini tidak kenal wayang dan cuek dengan wayang dan pedalangan. Menjadi dalang itu multitalent approach karena terdapat seni suara, seni gerak dan seni tari,” kata Sardjono.

Dalang tuna netra pertama

Meski tak mengklaim, Sardjono yang menjadi tuna netra sejak berusia 28 tahun itu, bisa disebut sebagai dalang wayang kulit berkebutuhan khusus pertama di Yogyakarta.

Sebab, pria yang juga pengurus organisasi difabel DI Yogyakarta itu belum menemukan dalang wayang kulit berkebutuhan khusus lainnya.

Dengan kegigihannya pula meski kehilangan indra penglihatannya, Sardjono bisa membuktikan diri menjadi dalang wayang kulit.

Menjadi tuna netra memang bukan hal yang dikehendakinya. Ia harus kehilangan pekerjaan di salah satu hotel karena kekurangan fisiknya tersebut.

Ia pun sempat ditolak menjadi staf pengajar di kampusnya lantaran menyandang status tuna netra.

"Saya menjadi tuna netra awal pada tahun 1979, sedikit demi sedikit jadi tuna netra sampai 1983," kata Sardjono.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun