Menarik lagi adalah pendapat seorang pemerhati berbagai karnival yang ada di solo, sebagai berikut komennya:
Kalau soal kesemrawutan itu sudah jadi tradisi, jadi jangan selalu dibahas. Yg perlu dikritisi itu justru pada persoalan penentuan materi dan menata pertunjukan dalam bentuk arak-arakan di jalan raya. Mana mungkin kesenian bisa perfek kalau semuanya tidak dikondisikan. Dan lain-lain lah, silakan dipikir. Kita seniman mestinya jangan selalu manut lah, dari pada setiap habis karnaval pada sters mending kita jadi penonton saja yang bisa apa saja. Nah kalau cuma sekedar ingin eksis atau cari uang lewat karnaval mestinya jangan pakai pertimbangan yang njlimet-njlimet, yg penting ramai, gayeng, glamor,keras dan mbrebegi.
Sekian semoga menjawab pertanyaan Mas BEJO.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!