Mohon tunggu...
Jilal Mardhani
Jilal Mardhani Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

“Dalam kehidupan ini, selalu ada hal-hal masa lampau yang perlu kita ikhlaskan kepergiannya.”

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Akar Persoalan ITB dan Indonesia

3 Juli 2020   09:42 Diperbarui: 3 Juli 2020   10:50 1643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ITB100, sumbangan Yaya Riyadin, SR ITB 1981, dokumentasi pribadi

Tingginya pendapatan rata-rata masyarakat ibukota memungkinkan mereka membelanjakan uangnya untuk berbagai kemewahan yang tidak termasuk kebutuhan pokok. 

Hal tersebut kemudian dapat menjelaskan mengapa Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta mencapai 30% Nasional. Atau jika dilihat dari nilai rata-rata per kapitanya pada tahun 2019 (Rp 4,8 juta), 12 kali provinsi Jawa Barat (Rp 400 ribu).

Semua itu kemudian menjelaskan, mengapa 91% dana nasabah seluruh Indonesia yang berjumlah Rp 6.207 triliun, berada di bank-bank Jakarta (Distribusi Simpanan Bank Umum, LPS, April 2020).

Pengeluaran dan Konsumsi Rata-rata Penduduk Indonesia, Maret 2018, SUSENAS, BPS
Pengeluaran dan Konsumsi Rata-rata Penduduk Indonesia, Maret 2018, SUSENAS, BPS

Distribusi Konsumsi Masyarakat Indonesia Berdasarkan Jenis Pengeluaran, SUSENAS Maret 2018, BPS
Distribusi Konsumsi Masyarakat Indonesia Berdasarkan Jenis Pengeluaran, SUSENAS Maret 2018, BPS

Distibusi Simpanan Masyarakat di Bank Umum, April 2020, LPS
Distibusi Simpanan Masyarakat di Bank Umum, April 2020, LPS

PAD per Propinsi, Statistik Keuangan Propinsi-propinsi Indonesia, 2016-2019, BPS
PAD per Propinsi, Statistik Keuangan Propinsi-propinsi Indonesia, 2016-2019, BPS

+++

Lalu apa hubungannya dengan ulang tahun ITB yang ke 100?

+++

Sebagian sumber daya manusia yang menjadi bagian untuk menghasilkan putaran uang ribuan triliun rupiah itu, adalah para alumni yang ditempa dan mengenyam pendidikan di kampus Ganesha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun