Mohon tunggu...
Jha Anin
Jha Anin Mohon Tunggu... Penulis - ...

Sebaik-baiknya... Sehormat-hormatnya...

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ada yang Menarik dari Aksi "Lempar Kode" Trump dan Pelosi

9 Februari 2020   06:02 Diperbarui: 9 Juni 2021   02:32 2737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua House of Representatives (DPR AS) Nancy Pelosi merobek dokumen pidato kenegaraan (State of the Union) Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam sesi gabungan Kongres AS di Capitol Hill, Washington, pada 4 Februari 2020. (Foto: REUTERS/JONATHAN ERNST)

Kembali ke poin saling "lempar kode" di atas. Apa yang menjadikannya menjadi menarik? Pertama, menyoal pada prinsip untung-rugi antara penguasa dengan oposisi. Penguasa tentu adalah Presiden AS Donald Trump dan Partai Republik, sedangkan oposisi adalah Partai Demokrat yang diwakili oleh Nancy Pelosi. 

Sadar atau tidak, aksi Pelosi memberikan keuntungan yang besar bagi kubu penguasa. Bagi Trump dan pendukung setianya, hal ini bisa dijadikan senjata untuk menyerang balik Pelosi. Walaupun elektablitas Trump masih tinggi pasca pemakzulan tentu tuduhan kepada dirinya masih menjadi noda yang membekas.

Menyerang balik Pelosi dan Partai Demokrat menjadi salah satu pilihan yang dapat ditempuh untuk mempertahankan elektabilitasnya. Saya pikir itu adalah jalan pikir yang wajar dalam lingkaran politik.

Wacana untuk membawa aksi Pelosi ke peradilan hukum bermunculan dari para anggota parlemen Partai Republik. Matt Gaetz dan Lee Zeldin sepakat bahwa Pelosi dianggap telah melanggar etika parlemen. 

Apakah Pelosi secara tidak sadar telah memberikan kesempatan kepada lawannya untuk menyerang, atau memang ini dilakukannya dengan kesadaran penuh dan bagian dari rencana besarnya? Mengingat ketika aksinya, Pelosi dengan tampak gagah dan yakin merobek salinan itu tanpa takut dipergoki ratusan pasang mata di depannya. 

Kembali lagi pada prinsip pertama di atas, Apakah kubu Trump diuntungkan? atau sebaliknya? 

Kedua, berkaitan dengan ajang Pilpres November 2020 nanti. Trump yang menghiraukan uluran tangan Pelosi usai menyerahkan salinan naskah pidato kenegaraannya menyiratkan banyak hal. 

Bagaimana itu dilihat berdasarkan cara pandang semiotika. Jika dipikirkan lagi, tentu itu bukanlah hal yang baru terjadi antara dua politisi yang bersebrangan. Andabahkan boleh mengatakan bahwa itu tidak menarik tetapi perlu anda ingat bahwa ini merupakan serangkaian tanda yang saling berkaitan. 

Pelosi dan Partai Demokrat adalah penggagas pemakzulan terhadap Trump. Sementara itu Partai Demokrat merupakan rival utama Trump dan pendukungnya yang adalah Partai Republik. 

Jika Trump ingin kembali menempati The White House, maka hal pertama yang perlu dilakukannya adalah bertahan, menghindari dan bahkan harus menyerang balik dari setiap serangan.

Upaya pemakzulan telah berhasil dihindarinya. Sejauh ini Trump dapat bertahan. Adegan menolak uluran tangan Pelosi dapat dikatakan merupakan kode yang ditunjukan Trump kepada Pelosi dan Partai Demokrat bahwa dirinya tidaklah mudah untuk dikalahkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun