Mohon tunggu...
Iwan balaoe
Iwan balaoe Mohon Tunggu... Wiraswasta - Orang biasa

Pemerhati yang perhatian banget

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak Timbul yang Unggul

9 Agustus 2020   19:03 Diperbarui: 9 Agustus 2020   19:15 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya pikir mereka akan bermain lebih tinggi, karena jam terbang mereka yang cukup bagus selama bermain sosmed membahas politik. Tapi faktanya, yang saya lihat mereka justru merendahkan kelasnya sendiri dengan membawa masalah pilpres untuk menurunkan citra PS.

Kenapa? Gak ada bahan lagikah?

Jika tagar Pak timbul mampu jadi trending topik, saya gak heran ketika mereka pelakunya. Untuk urusan tagar, mereka memang jago. Selanjutnya, mereka akan memainkan polling-polling di sosmed untuk menjual nama AHY sebagai pilihan. Liat aja nanti, akan banyak polling2 yang menempatkan nama AHY sebagai alternatif pilihan untuk dipertemukan dengan PS.

Lagi2 mereka memainkan cara yang sama seperti yang dulu. Hanya bisa mencari dan melempar tuduhan ke PS dari pada mengunggulkan tokoh sendiri.

PS benar2 momok bagi mereka. Boleh saja mereka menilai PS sudah habis, namun ada yang mereka lupa kondisinya. Jika dulu PS bisa diunggulkan karena pilihannya hanya ada 2, saat ini kondisinya PS mengetahui lebih jelas apa yang terjadi di bangsa ini dan nilai plusnya, dia telah berbuat memenuhi sebagian janji kampanyenya. Khususnya dibidang pertahanan dan ketahanan pangan.

Nilai plus itu yang gak akan sanggup dilawan oleh Demokrat dengan sosok AHY nya. Ketidak berdayaan akan kinerja, mereka lawan head to head dengan nyinyiran soal pilpres silam.

Jika publik itu bodoh, maka akan mengangguk dengan tudingan mereka. Namun jika publik itu cerdas, pola2 yang mereka mainkan malah terkesan memuakkan. Ingin melambungkan nama sendiri, seharusnya mempublikasikan apa yang telah dicapainya. Bukan malah membahas lawan dengan kacamata kuda.

PRABOWO DAN GERINDRA SUDAH 5 LANGKAH DI DEPAN MEREKA

Panggung Gerindra untuk menaikkan nama sudah ada dengan jabatan Menhan saat ini. Apapun tudingan yang dilemparkan, gak akan membuat panggung gerindra akan runtuh. Justru sebaliknya, saat mereka masih berkutat soal rasa sakit hati di pilpres, Gerindra bersama Prabowo sudah langsung kerja mendekatkan diri ke masyarakat. Ada bukti yang mereka berikan, ada janji kampanye yang sudah mereka penuhi sebagian karena jabatan Menhan.

Sedangkan mereka? Gak ada bukti apapun. 

Ketika menggunggulkan pencapaian pertumbuhan ekonomi era SBY, langsung dilawan dengan masalah korupsi hambalang, kasus eKTP, dan Lapindo. Langsung suara jangkrik yang terdengar.

Itu alasannya kenapa mereka hanya memainkan sisi emosional dalam membahas PS dengan tema pilpres silam. Yang terlihat hanya cacian, bukan opini berbasis kedalaman berpikir. Pola pikir dangkal, yang terlihat adalah kemarahan.

Semakin terang dan semakin jelas siapa yang bermain culas agar memperoleh dukungan.

Tersenyum Jendral melihat pola yang dimainkan..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun