Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mauritius: Sebuah Teladan tentang Kekuatan Pendidikan dalam Membangun Negara

20 April 2024   19:38 Diperbarui: 20 April 2024   19:43 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 Pendidikan tidak hanya sekadar proses transfer pengetahuan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Lebih dari itu, pendidikan adalah fondasi dari kemajuan suatu bangsa.

Mauritius, sebuah negara kecil di benua Afrika, memberikan sebuah teladan yang mengagumkan tentang bagaimana kekuatan pendidikan dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan sebuah negara.

Pernyataan bahwa "menghancurkan pendidikan berarti menghancurkan sebuah negara" tidak bisa dianggap enteng. Konsep ini terasa begitu relevan ketika melihat bagaimana Mauritius memperlakukan pendidikan sebagai layanan mendasar yang harus diakses oleh setiap warga negaranya tanpa memandang latar belakang ekonomi mereka.

Dalam konteks Mauritius, pendidikan tidak dipandang sebagai komoditas yang diperjualbelikan, melainkan sebagai investasi jangka panjang bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa.

Satu hal yang membedakan pendidikan di Mauritius adalah aksesnya yang merata dan gratis dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Ini menciptakan landasan yang kuat untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, serta memastikan bahwa setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensinya.

Tidak adanya biaya transportasi dari rumah ke sekolah juga merupakan inovasi yang penting, menghilangkan hambatan yang seringkali menghalangi anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk mengakses pendidikan.

Namun, bukan hanya akses yang menjadi fokus Mauritius, tetapi juga kualitas pendidikan yang mereka tawarkan. Negara ini tidak hanya mengutamakan keberhasilan akademis, tetapi juga mempromosikan integritas dan moralitas dalam proses pendidikan.

"Bahwa merendahkan kualitas pendidikan atau membiarkan praktik curang merajalela akan membawa dampak yang merugikan bagi masyarakat".

Tulisan di atas menggambarkan dengan jelas betapa bahayanya jika pendidikan dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan yang tidak etis.

Kasus yang disampaikan tentang pasien yang meninggal di tangan dokter yang lulus dengan curang, rumah-rumah yang roboh karena insinyur yang lulus dengan curang, atau kehilangan keadilan karena hakim yang lulus dengan curang, semuanya menyoroti konsekuensi tragis dari praktik curang dalam pendidikan.

Praktik seperti ini tidak hanya merusak kepercayaan masyarakat terhadap sistem pendidikan, tetapi juga berpotensi mengancam keselamatan dan kesejahteraan publik.

Namun, Mauritius tidak hanya berhasil menciptakan sistem pendidikan yang merata dan berkualitas, tetapi juga mampu mengintegrasikan nilai-nilai moral dan etika dalam setiap aspek pembelajaran.

Contoh nyata dari presiden ke-6 mereka sendiri, Dr. Ameenah Gurib-Fakim, yang memiliki latar belakang pendidikan dan penelitian yang cemerlang dalam bidang ilmu kimia organik, menunjukkan bahwa integritas dan keunggulan akademis dapat bersatu dalam pemimpin yang bertanggung jawab.

Keberhasilan Mauritius dalam membangun sistem pendidikan yang efektif dan berkeadilan juga tercermin dalam pencapaian ekonomi dan sosial negara tersebut. 

Meskipun tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti minyak atau pertambangan, Mauritius mampu menjadi negara terkaya di Afrika berkat sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, sektor industri pertanian yang maju, dan pariwisata yang berkembang pesat. Hal ini menunjukkan bahwa investasi dalam pendidikan bukanlah biaya, melainkan investasi yang memberikan pengembalian yang besar bagi pembangunan negara.

Selain itu, Mauritius juga menunjukkan bahwa toleransi dan keragaman dapat menjadi kekuatan dalam membangun negara yang damai dan sejahtera. Meskipun umat Islam merupakan minoritas di negara ini, rakyat Mauritius mampu memilih seorang wanita muslimah sebagai presiden mereka tanpa terjerumus dalam konflik agama atau sektarianisme. Ini menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya tentang mengisi kepala dengan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter yang inklusif dan toleran.

Penting untuk dicatat bahwa kesuksesan Mauritius dalam bidang pendidikan tidak terjadi secara instan atau tanpa tantangan. Negara ini harus melewati berbagai rintangan dan kompromi untuk mencapai tingkat kesuksesan yang mereka nikmati saat ini.

Namun, kisah sukses Mauritius memberikan inspirasi bagi negara-negara lain, terutama di Afrika, untuk berinvestasi dalam pendidikan sebagai kunci untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun