Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama FEATURED

Persiapkan Diri 15 Tahun ke Depan, Pekerjaan Ini Akan Hilang dan Tak Diminati Lagi

15 Juni 2020   16:41 Diperbarui: 29 Desember 2020   09:22 34723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

15 tahun kedepan, perkembangan akan semakin maju dan tentu saja akan muncul lapangan pekerjaan baru yang nantinya menggeser pekerjaan yang saat ini berada pada zona merah karena mulai ditinggalkan. Apa saja pekerjaan itu?

Petugas Pintu Tol
Bukan rahasia umum bila saat ini jumlah petugas pintu tol mengalami penurunan drastis dibanding 5 tahun lalu bahkan berbanding terbalik denagn semakin gencarnya pembangunan jalan tol di Indonesia. Upaya pemerintah mengalihkan sistem pembayaran dari tunai menjadi non tunai menjadi pengaruh besar bagi sektor pekerjaan ini.

Pengguna tol sekarang tidak perlu lagi mengantri lama, menunggu uang kembalian atau ribet menyiapkan uang pas saat menggunakan tol. Semua beralih ke kartu non tunai yang bekerja sama dengan beberapa bank nasional yang lebih praktis dan aman.

Sejak tahun 2018, Jasa Marga selaku pengelola jalan tol di Indonesia mulai mengurangi jumlah petugas tol dan meningkatkan mesin tiket elektornik tol (E-Toll). Tidak heran meskipun jumlah jalan tol bertambah tiap tahun namun jumlah petugas tol justru menyusut.

Tidak heran 15 tahun kedepan, unit pekerjaan ini terancam hilang karena kemajuan teknologi. Yang tersisa hanya petugas perawatan mesin di setiap pos penjagaan tol.

Pengayuh Becak Konvensional

Saat ini jumlah pengayuh becak tidak sebanyak tahun 1990an karena mulai tergerus perubahan perilaku masyarakat. Adanya peningkatan ekonomo serta kebutuhan akan transportasi yang mampu mendukung mobilitas tinggi maka masyarakat lebih memilih membeli motor dan mobil dibanding memanfaatkan jasa pengayuh becak.

Mayoritas para pengayuh becak yang masih berprofesi berusia diatas 30 tahun-an menandakan bahwa para anak muda beralih ke profesi lain yang dianggap lebih menjanjikan. Suka atau tidak kita patut menyadari bahwa berkurangnya minat masyarakat menggunakan jasa pengayuh becak membuat penghasilan tidak sebesar yang diharapkan.

Beberapa tempat berhasil mempertahankan eksistensi pengayuh becak seperti Blitar, Yogyakarta, Solo, Pasuruan, dan beberapa tempat lainnya yang identik dengan pariwisata. Keberhasilan eksitensi ini tidak terlepas dari perhatian pemerintah daerah yang menjadikan becak sebagai daya tarik wisata pendukung.

Kusir Delman

Bernasib hampir sama dengan pengayuh becak yang mulai ditinggalkan oleh para generasi muda sebagai sektor lapangan pekerjaan namun kusir delman sepertinya akan bernasib lebih tragis dibandingkan pengayuh becak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun