Mohon tunggu...
Haposan Lumbantoruan
Haposan Lumbantoruan Mohon Tunggu... Freelancer - Pessenger

Pemula yang memulai hobi dengan membaca buku dan koleksi buku, menulis, sepakbola dan futsal, musik, touring dan traveling serta suka (doakan) kamu:)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengapa Orang Percaya Tidak Memberitakan Injil?

26 April 2024   19:43 Diperbarui: 10 Mei 2024   17:18 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar menunjukkan masalah rohani dan masalah skill menyampaikan Injil. (Sumber gambar: dokpri/Haposan Lumbantoruan)

Bagi penulis, metode yang digunakan Yesus dalam memberitakan Injil Kerajaan Allah kepada perempuan Samaria tersebut ialah yang saya sebut, metode PI 3-Saja.

Apa dan bagaimana PI 3-Saja itu? PI 3-Saja ialah suatu metode pemberitaan Injil yang bersifat "ramah lingkungan" kepada "siapa saja, dimana saja, kapan saja (3-Saja).

Michael K. Shipman dalam bukunya, Amat Agung: Karya Kerasulan Kuno dan Kini, Edisi Praktis, mengelompokkan PI 3-Saja tersebut dengan singkatan P5: Pertalian (P1), Peralihan (P2), Penginsafan (P3), Pengabaran (P4), Penyelesaian (P5).

Pertalian yang dimaksud ialah bagaimana kita selaku orang percaya yang ingin membuka percakapan agar Injil terberitakan dengan orang (berdosa) lainnya dengan berkata: "Siapa namanya? Usianya berapa? Tempat tinggalnya dimana? Singkatnya, bangunlah persahabatan dengan orang. Itu juga Nampak pada percakapan Yesus dengan perempuan Samaria (Yohanes 4:3-9).

Peralihan adalah suatu percakapan formal dengan orang lain, yang kemudian dialihkan kepada hal-hal yang rohani, seperti: "Sepertinya baru selesai ibadah ya! Bapak/i sepertinya orang yang taat beribadahnya dst." Yesus pun dalam percakapan-Nya demikian kepada perempuan Samaria yang Ia mengatakan, "..Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." (ayat 10-15).

Penginsafan sifatnya membawa lawan bicara kita untuk menyadari bahwa ia adalah manusia yang berdosa, dan segala perbuatan baiknya tidaklah bisa untuk menghapuskan segala dosa-dosanya. Bisa kita lihat dalam percakapan Yesus dengan perempuan samaria mengenai perempuan Samaria yang berbohong kepada Yesus (ayat 16-20).

Pengabaran adalah esensi dari pemberitaan Injil (ayat 21-26).

Penyelesaian berbicara keputusan untuk percaya dan terima Injil, dan memberitakan Injil selanjutnya kepada orang-orang lainnya (ayat 39-42).

Kesimpulan

Dari uraian di atas, dapat dipahami secara Alkitabiah dan sederhana bahwa orang-orang percaya tidak memberitakan Injil dikarenakan masalah rohani dan masalah skill dalam menyampaikan Injil Kristus (pengetahuan dan kemampuan tidak ada). Masalah rohani bisa datang dari pemikiran yang keliru dan pesimistis bahwa pemberitaan Injil tersebut hanyalah tugas dan tanggung jawab para hamba Tuhan semata. Jemaat hanya sebagai penerima Injil saja, bukan pemberi Injil. Masalah skill dalam menyampaikan Injil dipandang tidak membutuhkan cara atau metode. Nyatanya Yesus pun memiliki strategi dan metode dalam memberitakan Injil kerajaan sorga.

Saran-saran:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun