Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Jelang Hari Pers, Prabowo Ucapkan: Wartawan, Friend Kita Sekarang Ya

8 Februari 2020   22:22 Diperbarui: 9 Februari 2020   13:59 2561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: KOMPAS TV

Menariknya, saat hadir dan memberikan sambutan di acara peringatan HPN 2020, Presiden Joko Widodo juga menyebut insan pers adalah temannya sehari-hari. Karenanya, Jokowi merasa harus hadir dalam setiap peringatan HPN.

Padahal, seperti dikutip dari beritasatu.com, Presiden Jokowi seharusnya hari ini berangkat ke Canberra, Australia. Namun, presiden memilih "belok dulu" ke Banjarbaru demi insan pers.

"Mengapa saya harus hadir? Karena insan pers adalah teman saya sehari-hari. Kenapa seperti itu, karena ke mana pun saya pergi, yang selalu ikut bersama saya adalah para wartawan, menteri kadang-kadang enggak, tetapi wartawan selalu ikut," terang Presiden Jokowi seperti dikutip dari beritasatu.com.

Dalam kesempatan tersebut, presiden bersama beberapa menteri dan juga insan pers se-Indonesia, melakukan penanaman pohon di taman hutan hujan tropis Indonesia.

Memaknai wartawan sebagai kawan
Sebenarnya, apa sih makna ungkapan wartawan sebagai kawan? Baik seperti yang disampaikan Pak Prabowo di acara HUT Partai Gerindra, kemudian juga disampaikan pak Jokowi di acara HPN 2020.

Dalam Kamus Bahasa Besar Indonesia (KBBI), kata kawan dimaknai sebagai orang yang sudah lama dikenal dan sering berhubungan dalam hal tertentu. Semisal dalam bermain, belajar, bekerja, dan sebagainya.

Narasumber dan wartawan pun begitu. Sering berhubungan. Sebab, keduanya sama-sama butuh. Insan pers butuh berita untuk ditampilkan dan ditayangkan di medianya. Sementara narasumber butuh publikasi agar apa yang dilakukan atau disampaikan, bisa diketahui masyarakat.

Namun, dalam kaitan pers sebagai kawan dengan narasumber ini, saya ingin menambahkan maknanya. Bahwa, kawan itu bukan hanya yang sudah lama dikenal dan sering berhubungan. Juga bukan hanya karena sama-sama butuh.

Tapi, dua orang yang berkawan baik adalah mereka yang terbuka dengan pujian dan kritikan. Seorang kawan baik adalah mereka yang tidak hanya senang mengkritik. Namun, juga bersedia memuji kawannya bila memang pantas dipuji. Sebaliknya, kawan yang baik tidak hanya senang bila dipuji, tetapi juga menerima kritikan dengan legowo.

Begitu juga dalam ranah wartawan dan narasumber. Bahwa, sebagai awak media, jangan hanya bisa memuji. Katakanlah memuji kinerja pemerintah di daerah yang sehari-hari menjadi narasumber.

Mengapa tidak hanya bisa memuji? Karena awak media itu bukan humas yang ranah kerjanya memang lebih banyak menonjolkan framing berita sisi bagus. Sebaliknya, seorang jurnalis juga tidak melulu harus mengkritik pemerintahan. Sebab, bila seperti itu, orang akan jadi hilang rasa terhadap kinerja bagus dan menganggap pencapaian bagus tidak penting untuk dikabarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun