Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Ajib, Imbal Hasil Green Sukuk ST012 Ditetapkan Pemerintah Sebesar 6,40-6,55 Persen per Tahun

25 April 2024   13:00 Diperbarui: 25 April 2024   16:31 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) selaku penerbit dan pengelola Surat Berharga Negara (SBN) mengumumkan besaran imbal hasil untuk Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias Sukuk Ritel seri Sukuk Tabungan ST012 yang bakal mulai dibuka penawarannya besok, Jumat, 26 April 2024 sampai dengan 29 Mei 2024.

Instrumen fixed income berbasis syariah khusus untuk investor domestik ini ditawarkan melalui skema dual tranches, dengan dua masa jatuh tempo atau tenor dan imbal hasil atau kupon berbeda.

ST012T2 yang memiliki masa jatuh tempo 2 tahun imbal hasilnya ditetapkan sebesar 6,4 persen per tahun, sementara ST012T4 yang bertenor 4 tahun imbal hasilnya berada di angka 6,55 persen per tahun.

Imbal hasil yang ditawarkan ini merupakan kupon tertinggi yang ditawarkan Pemerintah untuk jenis Sukuk Tabungan dalam 4 tahun terakhir.

Imbal hasil untuk ST012 ini bersifat floating with the floor alias mengambang dengan batas bawah, jangkarnya suku bunga acuan Bank Indonesia yang saat ini, sesuai dengan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI)Rabu 24 April 2024 kemarin berada di level 6,25 persen.

Sebagai tambahan informasi, imbal hasil bersifat mengambang dengan batas bawah tersebut memungkinkan para investor untuk menikmati gurihnya cuan atas kenaikan suku bunga acuan tadi, tapi tidak berpotensi mengalami kepedihan akibat penurunan suku bunga acuan BI.

Seperti kita tahu, di tengah situasi perekonomian dunia yang masih jauh dari kata stabil, tak ada jaminan juga suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Sentral Indonesia itu akan bertahan lama, bisa naik bisa juga turun selama masa jatuh tempo ST012 belum tiba.

Nah, dengan sistem imbal hasil floating with the floor ini, artinya imbal hasil ST012 bisa naik tapi tidak bisa lebih rendah dari imbal hasil yang ditawarkan di awal instrumen keuangan itu diterbitkan.

Asal tahu aja, imbal hasil yang ditawarkan kedua sub seri ST012 ini dua kali lipat lebih besar dari suku bunga deposito yang ditawarkan oleh bank-bank konvensional besar di Indonesia, untuk deposito dengan tenor di atas 12 bulan berada di kisaran 2 hingga 3 persen per tahun.

Belum lagi jika kita bicara masalah pajak yang dikenakan atas suku bunga deposito yang sebesar 20 persen, sedangkan pajak atas imbal hasil ST012 atau SBN dan SBSN ritel lain hanya 10 persen saja.

Dan, imbal hasil yang ditawarkan tadi akan dibayarkan secara bulanan kepada investor, biasanya sih setiap tanggal 10.

Selain itu, karena ST012 ini merupakan instrumen keuangan berbasis syariah, kesyariahannya pun tak kaleng-kaleng, karena untuk mendapatkan predikat tersebut harus lewat hasil assesment yang ketat dari Dewan Syariah Nasional (DSN), yang clear menyatakan bahwa ST012 ini tak mengandung unsur-unsur seperti Maisyir (judi), gharar (ketidakjelasan), dan usury (riba) dengan transaksinya berdasarkan akad Ijarah atau Asset to be Lease.

Karakteristik lain dari Sukuk Tabungan seri ST012 ini adalah tak dapat diperdagangkan kembali di pasar sekunder alias non-tradeable.

Namun jangan bimbang dan ragu juga, seandainya di tengah jalan sebelum masa jatuh temponya tiba kita membutuhkan dana, ada fitur atau fasilitas yang memungkinkan investor untuk mencairkan lebih awal tanpa terkena pinalti sepeserpun, yang biasanya disebut dengan fitur early redemption.

Tapi tentu saja ada term and condition tertentu agar investor dapat menggunakan fitur ini, yaitu jumlah dana yang ditanamkan di ST012 minimal Rp 2 juta dan baru bisa dicairkan separuh dari masa jatuh tempo tiba serta tak bisa keseluruhan dicairkannya hanya 50 persen dari jumlah uang yang diinvestasikan.

Satu hal lain yang bisa dianggap kelebihan dari ST012 ini merupakan instrumen investasi berbasis syariah yang berwawasan hijau atau Green Sukuk, seluruh hasil investasi yang berhasil dimobilisasinya bakal digunakan untuk membiayai berbagai proyek-proyek Pemerintah Indonesia yang ramah lingkungan dan berdampak positif terhadap kehidupan sosial masyarakat Indonesia.

Jika berminat, segera hubungi mitra distribusi yang terdiri dari pelaku sektor jasa keuangan, seperti perbankan, perusahaan sekuritas, dan perusahaan keuangan berbasis elektronik (fintech) yang telah bekerjasama dengan Direktorat jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-Kemenkeu)  serta jangan lupa, siapkan dana minimal Rp 1 juta untuk mendapatkan 1 unit ST012 apapun sub serinya. Batas maksimalnya Rp. 5 milyar untuk ST012T2 dan Rp 10 milyar untuk pemesanan ST012T4.

https://www.djppr.kemenkeu.go.id/sbnritel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun