Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Dongeng Wayang | Ketika Sang Resi Tergoda Bidadari

25 Februari 2018   11:24 Diperbarui: 26 Februari 2018   02:23 1127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : www.nehakapilart.com

Bidadari mungil itu mendadak merasa was-was. Bagaimana jika sang Resi murka padanya lalu mengutuknya menjadi seekor katak atau mengubahnya menjadi sebongkah batu?

Berpikir begitu Dewi Menaka mundur lagi beberapa langkah.

Bunyi gesekan kaki sempat mengusik pendengaran sang pertapa. Dengan menggunakan mata batin  pertapa itu tahu bahwa ada sosok mungil yang tengah berdiri tak seberapa jauh darinya.

Tentu saja sang Resi berusaha mengabaikannya. Ia kembali fokus memejam mata. Ia sudah terlalu sering mengalami hal demikian. Godaan nyaris setiap hari dihadapinya. Kadang godaan itu berasal dari binatang buas, kadang datang dari para lelembut semacam jin dan  genderuwo. Tapi sampai sejauh ini Resi Wismamitra bisa menghadapi segala macam godaan dengan lancar.

Dewi Menaka masih berdiri termangu. Maruta yang tiba kemudian sempat melihat keragu-raguan itu.

"Kenapa Dewi? Ayolah. Kita terlanjur dikirim Batara Indra ke sini. Dewi harus bisa menaklukkan pertapa itu," Maruta berbisik lirih, memberi semangat.

"Apakah kau yakin aku bisa menggugurkan tapa brata sang Resi?" Dewi Menaka menatap Maruta gamang. Maruta berbisik lagi. Mengatakan sesuatu. Kali ini Manamantha yang baru sampai ikut menguping pembicaraan mereka.

Entah apa yang dibisikkan oleh Dewa Angin itu. Tahu-tahu Dewi Menaka maju  mendekati sang pertapa lagi.

Sementara Dewi Menuka semakin dekat, Maruta segera menjalankan aksinya. Ia meniup tubuh Dewi Menaka perlahan. Aroma wangi tubuh bidadari mungil itu seketika merebak menyentuh cuping hidung sang Resi.

Resi Wismamitra menangkis bebauan yang menyergapnya tiba-tiba itu dengan menahan napas beberapa menit. 

Maruta menghentikan aksinya sejenak. Ia melihat usahanya tidak membuahkan hasil. Ia pun memutuskan untuk mencari cara lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun