Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Mengenal Filsafat "Stoikisme" dan Relevansinya dalam Praktik Kehidupan Sehari-Hari

19 April 2024   08:57 Diperbarui: 19 April 2024   18:33 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengena filsafat stoikisme (Sumber gambar: gramedia.com).

Keempat, Seneca (4 SM - 65 M). Seorang filsuf Romawi yang merupakan salah satu tokoh Stoik paling terkenal. Karya-karya tulisnya menggambarkan banyak aspek penting dari Stoikisme, seperti penerimaan takdir, kontrol atas emosi, dan pentingnya hidup dalam kesesuaian dengan alam.

Kelima, Epictetus (50-135 M). Filsuf Stoik Yunani-Romawi yang terkenal karena karyanya yang berjudul "Discourses" dan "Enchiridion". Dia menekankan pada penerimaan, kontrol atas reaksi emosional, dan pemisahan antara hal-hal yang dalam kendali dan yang tidak.

Keenam, Marcus Aurelius (121-180 M). Markus Aurelius adalah kaisar Romawi terakhir dan juga seorang filsuf Stoik. Pemikiran-pemikiran Stoik Marcus Aurelius tertuang dalam catatan pribadinya yang dikenal sebagai "Meditations". Dia menekankan pada kesadaran akan keterbatasan manusia, kontrol atas emosi, dan penerimaan akan takdir.

Tokoh-tokoh yang penulis sebutkan di atas dan pemikiran-pemikiran mereka membentuk dasar filosofi Stoikisme dan memberikan landasan bagi praktik-praktik Stoik dalam kehidupan sehari-hari.

Pokok-pokok Ajaran Stoikisme

Kalau disarikan, terdapat beberapa pokok ajaran filsafat ini, yang bukan hanya pantas untuk dipikirkan atau direnungkan, bahkan juga relevan untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Kendati merupakan ajaran filsafat yang sudah ada ribuan tahun yang lalu, tetapi masih sangat relevan dengan kebutuhan dan tantangan kehidupan masa kini. Apa sajakah? Mari kita bahas secara singkat satu per satu.

Pertama, penerimaan terhadap apa yang tidak dapat diubah.

Salah satu aspek utama dari Stoikisme adalah penerimaan terhadap nasib atau keadaan yang tidak dapat diubah. Ini mengajarkan kita untuk fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan dan menerima hal-hal yang tidak bisa kita ubah.

Dalam situasi-situasi sulit, ini membantu kita untuk tetap tenang dan mengarahkan energi kita ke hal-hal yang dapat kita ubah atau kendalikan.

Kedua, kontrol atas reaksi emosional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun