Mohon tunggu...
David F Silalahi
David F Silalahi Mohon Tunggu... Ilmuwan - ..seorang pembelajar yang haus ilmu..

..berbagi ide dan gagasan melalui tulisan... yuk nulis yuk.. ..yakinlah minimal ada satu orang yang mendapat manfaat dengan membaca tulisan kita..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

"Boom" Tagihan PLN, Strategi Pembuktian Terbalik?

5 Mei 2020   04:29 Diperbarui: 6 Mei 2020   01:14 4052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Pixabay from Pexels

Keluhan bengkaknya tagihan listrik

Tak jarang PLN sebagai penyedia listrik dicaci maki oleh masyarakat. Hal yang paling biasa adalah pemadaman listrik. Masyarakat dengan mudahnya marah dan mengumpat. 

Apalagi setelah padam, mengadu, namun berjam-jam baru mendapat respon. Risiko bagi PLN yang menjadi penyedia listrik tunggal. Masyarakat yang benci setengah mati pun, tidak akan bisa berpaling darimu wahai PLN. 

Belakangan ini publik ramai dengan adanya tagihan listrik bengkak. PLN mendapat keluhan tentang melonjaknya tagihan listrik pelanggannya. 

Beramai-ramai media sosial menyoal tagihan PLN ini. Ada yang naik tagihannya 2 kali lipat, ada yang naik 3 kali lipat, dan seterusnya. Umumnya segmen pelanggan non subsidi, daya 1.300 VA ke atas. Pun jika naik, rasanya sekitar 50% masih wajar. Namun lebih dari itu perlu klarifikasi.

Meskipun ramai keluhan lonjakan tagihan pelanggannya, PLN bersikukuh bahwa tidak ada kenaikan tarif listrik. I Made Suprateka, Corporate Communication PLN, membantah dengan mengatakan "Kami pastikan saat ini tidak ada kenaikan listrik, harga masih tetap sama dengan periode tiga bulan sebelumnya. Bahkan, sejak tahun 2017 tarif listrik ini tidak pernah mengalami kenaikan". 

Ombudsman mengamini pernyataan PLN tersebut "Kami punya tabel, dalam dua tahun terakhir belum ada kenaikan tarif listrik. Kalau ada kenaikan, maka ini ada tanda tanya besar. Ini banyak sekali yang protes sekarang dan ini terjadi kejanggalan," kata Komisioner Ombudsman RI Laode Ida, namun Ombudsman mengharapkan ada penjelasan dari pihak PLN ke pelanggannya, sebagaimana dikutip dari Kompas.com

YLKI menanggapi hal ini dengan mendorong pelanggan untuk melapor dan meminta klarifikasi pada PLN, dan berharap PLN dengan responsif memberi penjelasan kepada pihak pelanggan setianya.

Dugaan penyebab!

Ada beberapa hal yang patut diduga mengapa terjadi bengkak rekening ini, antara lain:

-Pelanggan kurang cermat membaca: Kemungkinan pelanggan sendiri menginputkan data tidak tepat, misalnya jumlah pemakaian lebih kecil dari pemakaian sebelumnya. Atau malah negatif. Sehingga oleh sistem PLN dibaca sebagai kategori pemakaian tidak wajar. ID pelanggan ditandain, masuk daftar merah.

- Pelanggan melaporkan terlambat: Laporan baca meter yang dikirimkan pelanggan terlambat masuk. Tanggal cut off terlampaui, karenanya masuk kategori pelanggan yang belum lapor. ID pelanggan lalu ditandain, masuk daftar merah. 

- Pelanggan tidak melaporkan sama sekali : hal lain yang mungkin terjadi, pelanggan tidak melaporkan sama sekali. Oleh komputer, data tidak ditemukan, lalu secara otomatis, masuk dalam 'daftar hitam'.

-Akumulasi koreksi tagihan : Bisa jadi baca meter sebelumya keliru, hanya menggunakan ilmu kira-kira. Nah dengan adanya info terbaru dari baca meter mandiri, ada selisih yang akhirnya ditagihkan PLN ke pelanggan. Misalnya selama ini ditagihkan hanya Rp. 100 ribu/bulan, lalu ternyata seharusnya membayar Rp. 150 ribu/bulan untuk tagihan selama tiga bulan terakhir. Sehingga ditagihlah 150 ribu kekurangannya ini. 


-Sistem Komputer PLN gagal baca: Namanya juga bikinan manusia, bisa saja sistem komputerisasi milik PLN belum sempurna. Meskipun misalnya pelanggan sudah berkirim foto meterannya, ternyata foto yang dikirim tidak bisa dikenali. 

Bisa jadi karena fotonya tidak sesuai format, entah karena ukuran filenya tidak sesuai, atau foto kurang jelas, atau malah yang terkirim foto yang lain. Hal-hal seperti, komputer dengan algoritmanya hanya akan memberikan hasil bahwa, verifikasi angka baca meter dengan foto tidak sesuai. Lagi-lagi ditandain, masuk 'daftar hitam'.

Strategi pembuktian terbalik?

PLN bukan pemain baru sebagai penyedia listrik, bukan pula pertama kali mengurusi tagihan listrik pelanggan. Apalagi, tahun ini PLN sudah memasuki usia yang ke 75 dalam melistriki Indonesia. 

Nampaknya PLN sudah berhitung cermat untuk menerapkan strategi 'boom' ledakan tagihan ini. Sesuai kebijakan PSBB,anjuran berdiam di rumah, tidak diperkenankan bagi petugas baca meter mengecek ke pelanggan. 

Kemandirian pelanggan lah yang diharapkan untuk itu. PLN sendiri sudah menyiapkan aplikasinya. Lapor baca meter melalui Whatsapp, disertai foto meteran listrik, untuk kemudahan pelanggan. 

Pelanggan paskabayar dapat mengirim angka meteran melalui layanan WhatsApp terpusat PLN dengan nomor 08122 123 123.  PLN pasti menggunakan sistem komputerisasi untuk perhitungan tagihan listrik bulanan untuk sekitar 70 juta pelanggannya. Bayangkan jika harus dilakukan manual, mungkin pemakaian listrik baru bisa ditagihkan hari raya kuda. Entah kapan, haha.

Strategi boom juga dilakukan saat pembacaan kWh meter pelanggan sulit dilakukan. Tidak jarang petugas baca meter PLN, kesulitan mengakses kWh meter pelanggan paskabayar. 

Ada yang karena gerbang rumah terkunci, ada yang meterannya dimasukkan di dalam rumah, ada yang meterannya di lantai dua, ada yang punya anjing galak,  dan hal lainnya. 

Bagaimana membuat tagihan yang benar dengan situasi ini? PLN kan tidak menyediakan listrik secara gratisan. Ada biaya untuk beli batubara, beli gas, beli bbm solar, bayar ke pembangkit listrik swasta, bayar hutang pinjaman, bahkan bayar gaji pegawai. Itu semua didapatkan dari bayaran pelanggan, dan sebagian lagi dari subsidi pemerintah.

Sumber: http://beniharmoniharefa.blogspot.com
Sumber: http://beniharmoniharefa.blogspot.com

Untuk itu, pasti ada strategi yang dilakukan. Tagihan tetap dikirim, dengan berbagai pendekatan. Misalnya dengan rata-rata pemakaian yang pernah dicatat, dijadikan tagihan baru. 

Paling ekstrim, jika baca meter tadi berulang-ulang mengalami kesulitan, maka paling efektif ya di boom. Ketika mendapat tagihan yang besar, pasti pelanggan reaktif. Marah-marah, lalu mendatangi PLN. 

Pelanggan dengan gagah akan membawa segala bukti yang dimiliki, lembar tagihannya, foto meterannya. Pelanggan membuktikan sendiri berapa harusnya tagihannya.

Disini lah PLN punya kesempatan untuk menjelaskan, misalnya memang sulit mendapatkan angka pemakaian riil pelanggan karena hal-hal tersebut diatas. Tentu pelanggan yang awalnya dongkol, akan bisa memahami. Namun PLN juga harus adil, jika memang petugas baca meter yang keliru, maka PLN minta maaf dan mengoreksi tagihan tadi. Selesai lah masalah.

Dugaan saya, strategi  ini yang coba dilakukan PLN saat ini. Pelanggan yang keberatan pasti mengadu, dengan disertai bukit-bukti angka meterannya. 

Pelanggan melakukan pembuktian diri, bahwa dia benar dan PLN keliru. Ini yang mungkin ditunggu PLN. Juga PLN pasti sudah menyiapkan jawaban kepada masing-masing pelanggan yang mengeluh jika memang punya alasan yang kuat bahwa memang tadinya ada kekurangan di sisi pelanggan. Setelah dilengkapi, bisa dilakukan koreksi tagihan.

Saya malah lebih kuatir sekiranya ada masyarakat pelanggan 450VA dan 900VA yang semestinya mendapat listrik gratis atau diskon tagihan, tetapi belum mendapatkan haknya. 

Untuk persoalan tagihan pelanggan non subsidi 1.300VA ke atas yang membengkak ini pasti terselesaikan. Kalau kesalahan disisi PLN, pasti ada restitusi juga bagi pelanggan, pembayaran bulan berikutnya bisa dikurangi.

Sebagai perpanjangan tangan Pemerintah dalam melistrik masyarakat, PLN juga tidak perlu malu untuk minta maaf jika memang ada kesalahan dipihaknya, lakukan saja perbaikan-perbaikan, segera berbenah. 

Toh kami para pelanggan mu, tidak akan bisa berpaling. Sabarlah saat pelanggan mencibirmu, mengeluhkan jasamu. Kami tetap berterimakasih pada pelayananmu selama ini.

Pastilah ada saja kekurangan, entah disisi pelanggan atau disisi PLN. Masyarakat Indonesia itu pemaaf, apalagi ini bulan Ramadhan bagi umat muslim. Sebab kesempurnaan hanya milik-Nya. Hehe  

Tautan: 1, 2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun