Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Potret Profesi Perempuan Jawa Itu Tersirat dalam Tari Bondan

13 April 2021   20:16 Diperbarui: 17 April 2021   00:34 1723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar Itu Tidak Harus di Sekolah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan formal adalah segenap bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik bersifat umum maupun bersifat khusus. Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan atau pelatihan yang terdapat di keluarga atau masyarakat dalam bentuk yang tidak terorganisasi.

Tidak bisa dipungkiri, peran perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memang sangatlah penting karena kaum perempuanlah yang melahirkan, merawat dan mendidik putra-putri pertiwi sebagai generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan memimpin, membangun dan mewakili bangsanya di masa depan.

Oleh karena itu, pendidikan bagi kaum perempuan patut memperoleh perhatian yang serius, dan selayaknya mereka pun mendapatkan kemerdekaannya dalam belajar, serta tidak dipandang sebelah mata bila pilihan metode pendidikan yang tepat untuknya ternyata bukan di jalur formal.

Pada dasarnya setiap orang memiliki karakter dan potensi yang berbeda, maka bentuk pendidikannya pun memang tidak seharusnya di sama ratakan. Setiap orang berhak mendapatkan metode pendidikan sesuai dengan potensinya masing-masing agar mereka lebih dapat memaksimalkan kemampuannya.

Belajar memang tidak harus di sekolah. Bahkan ketiga kecerdasan di atas tidak serta-merta bisa didapatkan dari sekolah (pendidikan formal). Pepatah mengatakan pengalaman adalah guru yang terbaik. Maka tidak ada salahnya bila kita kembali menengok potret pengalaman nenek moyang (tradisi leluhur) bagaimana pendidikan dan profesi bagi kaum perempuan di zaman dahulu, melalui seni dan budayanya.

Pada zaman sekarang, beragam informasi sangatlah mudah diakses. Peran keluarga terutama ibu kini benar-benar dibutuhkan untuk menyaring informasi yang diterima anak-anak berkaitan dengan keingintahuan mereka terhadap perubahan yang ada pada diri mereka baik secara fisik maupun kejiwaan, juga pengetahuan lainnya.

Sejatinya, ibu rumah tangga adalah salah satu profesi di mana pendidikan yang ditempuh lebih fleksibel, dikarenakan tugas mulia ini sebenarnya sederhana namun kompleks dan bisa juga sebaliknya, sangat kompleks namun bisa menjadi sederhana, tergantung kemampuan (kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual) yang diperoleh dari pendidikan yang ditempuh, apakah itu dari pendidikan formal, informal maupun non formal, atau bisa juga diperoleh secara otodidak, yang digunakan di dalam menjalankan profesi ini.

Maka, pendidikan formal sebenarnya tidaklah mutlak menjadi tolak ukur keberhasilan menjalankan profesi sebagai ibu rumah tangga, tapi lebih kepada kemampuan secara keseluruhan dan seberapa besar naluri keibuan yang dimiliki seorang perempuan secara alamiah.

Pada masa sekarang ini banyak profesi yang dimiliki kaum perempuan. Zaman memang telah berubah, namun di mana pun mereka berada, naluri keibuan tentunya tetap melekat padanya. Mereka pun bisa menjadi ibu (pendidik) bagi orang-orang di sekitarnya, baik di lembaga pemerintahan maupun swasta.

Potensi yang dimiliki kaum perempuan tentu dapat berperan besar dalam pembangunan di berbagai bidang. Namun semua itu kembali berpulang kepada masing-masing individu di dalam memilih profesinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun