Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Ledakan Beirut - Lebanon dan Pelajaran bagi yang Sering Ceroboh

5 Agustus 2020   16:43 Diperbarui: 6 Agustus 2020   13:58 1765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh ANWAR AMRO via KOMPAS.com

tabung elpiji tidak dapat meledak karena sebetulnya tekanan di dalam tabung gas elpiji hanya 8 bar. Sementara, tabung gas sendiri baru bisa meledak jika tekanannya di atas 7.000 bar.

Peristiwa yang sering terjadi adalah kebocoran antara tabung dengan regulator. Ini disebabkan kualitas selang atau regulator yang buruk. Selain itu, kondisi dapur yang kurang berventiliasi pun dapat menyebabkan penumpukan gas di ruangan tertutup ketika gas bocor.

Sementara itu, External Communication Pertamina, Arya Dwi Paramitha mengatakan bahwa listrik menjadi salah satu pemicu munculnya api ketika ada gas bocor. 

Hal ini sesuai prinsip segitiga api. Ketika terjadi kebocoran gas dan tidak segera dilakukan penanganan yang tepat, gas akan terakumulasi di ruangan tertutup. Ketika gas yang mudah terbakar bertemu dengan sumber panas yaitu semisal listrik, ada potensi menyebabkan timbulnya api. Demikian penjelasan  Arya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/11/2019).

Botol Parfum pun Berbahaya
Di Ciamis pernah terjadi tragedi akibat dibakarnya botol parfum. Seorang pria terluka terkena serpihan ledakan botol parfum yang ia bakar bersama sampah lainnya. 

Dikutip dari info.serpac.it, produk yang biasa kita pakai seperti deodoran, cat kuku, penghapus cat kuku, hairspray atau parfum adalah produk-produk yang sangat mudah terbakar.

Kewaspadaan kala menyimpan dan memindahkan produk mudah terbakar itu amat penting kita lakukan. Jangan pernah meletakkan botol parfum dan sejenisnya di dekat sumber panas, misalnya lilin dan peralatan elektronik yang menghasilkan panas.

ledakan yang terjadi di Beirut, Lebanon, pada 4 Agustus 2020.(Screengrab from YouTube)
ledakan yang terjadi di Beirut, Lebanon, pada 4 Agustus 2020.(Screengrab from YouTube)
Bahan Bakar dan Sumber Api di Rumah
Masyarakat Indonesia masih sering ceroboh dalam menyimpan dan menggunakan bahan bakar serta sumber api di lingkungan rumah dan kantor. Sering terjadi, warga membeli bahan bakar di SPBU dan menyimpannya di rumah, entah untuk dijual kembali atau sebagai cadangan. 

Praktik ini demikian jamak kita lakukan. Kita sering melupakan risiko yang nyata di balik kebiasaan ini. Saat kita sedikit saja lalai menyimpan dan menjauhkan bahan bakar dari sumber panas atau api, kebakaran tak terhindarkan lagi.

Apalagi, masyarakat kita masih sering menyalakan api untuk aneka kepentingan, mulai dari memasak, menyalakan obat nyamuk bakar, menyalakan lilin dan lentera, sampai merokok. 

Puntung rokok pun sering kali hanya dibuang sembarangan dalam kondisi masih menyala. Dikira akan mati sendiri, puntung itu ternyata menyulut api besar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun