Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Analisis Literatur Cartesian: Principles of Philosophy [9]

8 Desember 2018   17:25 Diperbarui: 8 Desember 2018   17:29 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Literatur Cartesian: Principles of Philosophy [9] pada teks I.13--27: Keberadaan Tuhan. Setelah Descartes mengetahui dengan pasti bahwa ia adalah substansi yang berpikir (res cogitans), maka langkah selanjutnya adalah mendeduksikan eksistensi segala sesuatu yang lain, artinya: yang lain dari kesadaran tersebut, dengan bertolak dari res cogitans itu sendiri. 

Di sini res cogitans berfungsi sebagai titik-tolak dari mana proses deduksi dimulai untuk menghasilkan pengetahuan yang sama sekali bebas dari keraguan. 

Dalam melakukan deduksi tersebut, Descartes berpegang teguh pada prinsip terkenal dan sederhana, yakni persepsi yang "jelas dan terpilah-pilah" (clara et distincta). 

Dengan prinsip demikian, maka Descartes berharap bahwa ia tidak melakukan kesalahan sedikitpun dalam penalaran, sehingga dengan demikian, pengetahuan yang diturunkan secara deduktif dari cogito tersebut juga memiliki kebenaran yang pasti.

Maka pada buku Principles of Philosophy, Deescartes  menulis: Mudah bagi kita untuk menganggap bahwa Tuhan itu tidak ada dan surga tidak ada, dan bahwa tubuh itu tidak ada, dan bahkan kita sendiri tidak memiliki tangan atau kaki, atau bahwa sama sekali tidak ada tubuh. 

Tapi kita tidak mungkin menganggap bahwa kita, yang memiliki pikiran-pikiran demikian, tidak ada. Karena tentu sebuah kontradiksi menganggap bahwa sesuatu yang berpikir itu tidak ada justru ketika dia sedang berpikir. 

Karena itu, butir pengetahuan ini -- saya berpikir, oleh karena itu, saya ada-- adalah yang paling pasti dan yang paling pertama yang diperoleh siapa saja yang berfilsafat dengan cara yang tertib."Inilah yang disebut dengan argumen cogitopada Descartes, yang dalam bahasa Latin berbunyi: cogito, ergo sum.

Salah satu keberatan paling terkenal terhadap filsafat Descartes menyerang penggunaannya akan bukti Tuhan untuk memvalidasi persepsi yang jelas dan berbeda. Keberatan, sering disebut sebagai "Lingkaran Cartesian," adalah  Descartes menggunakan Tuhan untuk membuktikan kebenaran dari persepsi yang jelas dan berbeda dan juga menggunakan persepsi yang jelas dan berbeda untuk membuktikan keberadaan Tuhan. 

Bagaimana dia bisa menggunakan persepsi yang jelas dan berbeda untuk membuktikan keberadaan Allah, para kritikus ini bertanya, jika dia membutuhkan Tuhan untuk membuktikan  persepsi yang jelas dan berbeda untuk mengatakan kepada  kebenaran; Ini memang terdengar seperti penalaran melingkar.

Descartes, bagaimanapun, belum membuat kesalahan bodoh ini. Keberadaan Allah tidak membuktikan  persepsi yang jelas dan berbeda adalah benar. 

Kami tidak membutuhkan bukti apa pun  persepsi yang jelas dan berbeda itu benar.Sebenarnya, apa artinya bagi sesuatu untuk menjadi persepsi yang jelas dan berbeda adalah , selama  memperhatikannya,  tidak mungkin meragukan kebenarannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun