Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Jurus "Pompom" , Kemiripan Marketing PS Store dengan Jouska

30 Juli 2020   08:14 Diperbarui: 30 Juli 2020   18:41 2499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama PS Store mendadak mencuat di jagat maya setelah pemiliknya, Putra Siregar, diciduk petugas Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan. Putra diduga melakukan tindak pidana kepabeanan dengan menjual ponsel ilegal.

Meskipun Putra menyangkal tuduhan tersebut karena merasa dirinya sudah "dijebak" sebelumnya, namun petugas tetap melanjutkan kasus tersebut ke ranah hukum.

Alhasil, sejumlah uang dan ponsel yang dijajakan di PS Store pun disita dan Putra dijadwalkan menjalani persidangan pada bulan depan.


Sebelum tersandung kasus tersebut, Putra dikenal sebagai pengusaha yang cukup sukses. Ia merupakan "bandar" ponsel premium yang sering membandrol miring barang dagangannya.

Dalam memasarkan dagangannya, Putra kerap menggunakan berbagai macam strategi. Tak hanya di sejumlah toko miliknya, ia juga cukup sering memberikan beragam promo menarik di akun media sosialnya.

Jika melongok akun medsosnya, maka kita akan menemukan "banjir" promo di setiap postingannya, mulai dari diskon hingga give away.

Selain itu, Putra juga sering "menggandeng" beberapa artis dan influencer dalam memperkenalkan produknya. Hal ini tentu saja mendongkrak popularitasnya dengan cepat.

Jadi, jangan heran kalau toko PS Store-nya kemudian jadi begitu terkenal dan sering diserbu oleh masyarakat yang ingin membeli "ponsel bintang lima" dengan "harga kaki lima".

Strategi marketing yang diterapkan oleh PS Store mengingatkan saya pada strategi marketing yang dilakukan Jouska dalam memasarkan produknya. Meskipun model bisnis keduanya berbeda, namun "jurus" marketing yang pakai ternyata mirip, yakni mengoptimalkan media sosial.

Ada berbagai media sosial yang digunakan oleh keduanya, mulai dari Instagram hingga Youtube.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun