Mohon tunggu...
Muliadi Akbar
Muliadi Akbar Mohon Tunggu... Guru - Guru, dosen, Tutor, Pegiat literasi, Bloggers

Guru Matematika yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Sawah Cina

25 April 2024   22:07 Diperbarui: 25 April 2024   23:12 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bukankah itu menjadi tujuan PKL selama ini? belajar di dunia nyata untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang relevan dengan kebutuhan industri. Salah satunya menimbah pengalaman dalam membuat produk berkualitas

Salah satu kekuatan pembelajaran berorientasi produksi adalah karena berpijak pada pembelajaran kontekstual, nyata, praktis tidak teoritis dan berbasis pemecahan masalah (problem solving). Meskipun demikian semua tindakan dan prosedur kerja dalam proses produksi berpandu pada prosedur kerja yang ketat dan presisi. Pendekatan ini memungkinkan terbentuknya keterampilan kerja yang tinggi dan sikap kerja yang baik sebagaimana yang dilakukan pada pembelajaran Tefa. 

Menurut Nurhadi (2004:5), pendekatan kontekstual memungkinkan siswa untuk memperkuat, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai konteks kehidupan, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pendekatan ini juga membekali siswa dengan kemampuan untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam berbagai situasi, baik dalam bentuk simulasi maupun masalah nyata.

Pembelajaran berorientasi produksi relevan dengan proporsi pembelajaran di SMK yang menekankan belajar praktik sebesar 80% sisanya belajar teori. Proporsi jumlah alokasi waktu tidak hanya dilihat secara kuantitas. Namun penting dilihat secara kualitas, terutama dalam memberikan pengalaman belajar yang bermakna. 

Teori dan praktik pada hakekatnya satu kesatuan yang saling menguatkan. Masalah yang ditemukan dalam praktik semestinya menjadi pemicu diskusi kreatif untuk menemukan pemecahan masalah (Problem solving) melalui kajian teori. Demikian pula teori, seharusnya menjadi supporting, pemandu dan pengontrol pengelolaan pembelajaran praktik agar taat asas dan prosedur yang disajikan dalam bentuk job sheet atau petunjuk kerja.

Maka mengambil pelajaran dari wacana proyek penerapan teknologi pertanian Cina sudah seharusnya hal tersebut menjadi pemicu dan pemacu untuk segera mengubah pola pikir dan pola pembelajaran di SMK dari pembelajaran konvensional ke pembelajaran yang berpijak pada pengalaman dan masalah-masalah aktual dan kontekstual. 

Sudah saatnya pembelajaran di SMKN 1 Galang dirancang dan jalankan berdasarkan problem solving. Pembelajaran ini tidak hanya memberikan keterampilan dan kemampuan teknis, tetapi lebih dari itu akan meningkatkan kreatifitas, keterampilan ilmiah, dan merangsang tumbuhnya inovasi-inovasi baru. 

Bukankah pemerintah juga sudah berusaha memenuhi kebutuhan teknologi untuk mendukung pembelajaran praktik yang aktual dan kontekstual. Tidak perlu membuat ekspektasi yang terlalu jauh. Namun setidaknya berupaya mengubah strategi pembelajaran yang terlampau konseptual dan minim praktik tervalidasi ke pembelajaran yang lebih memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk menerapkan pengalaman belajarnya di dunia nyata. Learning by doing. 

Wacana proyek pengembangan pertanian oleh Cina semestinya menyadarkan kita alangkah pentingnya untuk berani mecoba hal-hal baru sesuai tuntutan perkembangan kehidupan zaman.

Perubahan iklim yang menjadi isu dunia paling populer saat ini sudah seharusnya direspon dengan berusaha belajar hal-hal tidak biasa. Pertanian berbasis IOT dan digital. Rekayasa pertanian dan hal-hal lain sesuai tantangan yang muncul adalah hal-hal yang layak dicoba. Tidak perlu takut jika tidak ingin tertinggal. 

Tantangan paling nyata dan aktual yang dihadapi oleh SMKN 1 Galang misalnya kenaikan permukaan air laut yang sekarang sudah menunjukkan dampak yang serius terhadap penyusutan luas lahan sawah dari 15 ha yang sekarang tinggal 13 ha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun