Mohon tunggu...
Satria Widiatiaga
Satria Widiatiaga Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Alam

Guru di Sekolah Alam Aminah Sukoharjo

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Timnas U-23 Kalahkan Australia, Tanda Sudah Level "Asia"?

19 April 2024   10:17 Diperbarui: 20 April 2024   00:20 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas U23 Indonesia berkumpul di lapangan jelang laga melawan Australia di laga kedua Grup A Piala Asia U23 2024 pada Kamis (18/4/2024). (DOK PSSI)

Makanya, pada piala Asia 2023 lalu, jujur saya sama sekali tidak terkesima dengan performa timnas, yang kalah telak lebih dari margin 1 gol dengan tim-tim besar seperti Jepang, Iraq dan Australia.

Walau kita selalu menang melawan Vietnam dalam 3 pertandingan terakhir, bagi saya jujur itu hal yang biasa saja, dikarenakan kita memang sudah sangat mengenal gaya bermain mereka.

Vietnam sendiri dalam satu dekade terakhir menunjukkan perkembangan pesat mampu bersaing  pada level Asia, dimana mereka mampu lolos dua kali ke perempat final piala Asia, bahkan sebelum timnas U-23 kita mengalahkan Australia kemarin, timnas U-20 Vietnam sudah duluan mengalahkan Australia 1-0 pada gelaran piala Asia U-20 pada 2023 lalu.

Intinya, kita memerlukan sekitar  4 atau 5 pertandingan lagi melawan tim-tim besar Asia dengan hasil yang kompetitif, untuk bukti apakah kita sudah benar-benar level Asia, walau seandainya kita hanya kalah 1-0 atau 2-1 melawan Jepang atau Arab Saudi, maka mungkin bisa dikatakan timnas sudah mampu bersaing pada tingkatan Asia.

Kualitas Liga Domestik Buruk

Salah satu pemain Naturalisasi yaitu Marc Klok mengatakan kondisi Liga 1 sangatlah buruk dan masih jauh dibandingkan dengan liga Thailand atau Malaysia. 

Hal-hal seperti keterlambatan gaji pemain, biaya akomodasi yang tinggi karena wilayah luas, kerusuhan supporter, kontrak pemain yang terlalu pendek, lapangan buruk dan lainnya adalah beberapa perkara yang hingga kini belum ditemukan solusinya.

Padahal salah satu metode pengembangan timnas yang baik, adalah mendapatkan pemain berkualitas yang dihasilkan liga domestik berkualitas pula. 

Di dalam internal klub sendiri pun komposisi pemain kebanyakan bukan sepenuhnya hak prerogratif pelatih, perihal seperti pemain titipan, dominasi pemain asing dan pemain senior yang masih mau bermain adalah hal-hal penghambat para pemain muda timnas untuk berkembang, dikarenakan jam terbang rendah pada pertandingan liga domestik.

Jadi, imbas utama dari buruknya liga domestik adalah mandeknya pengembangan para pemain muda timnas, dikarenakan mereka jarang diberikan menit bermain yang cukup, karena kalah dengan pemain senior dan pemain asing.

Solusi seperti bermain di luar negeri pun, juga agak sulit, dikarenakan klub-klub yang mau menerima mereka pun, klub-klub dari kasta rendah, dan apabila diterima pun, belum tentu diberikan menit bermain yang cukup.

Belum Ada Pembinaan Pemain Muda Secara Serius

Dalam suatu kesempatan, pak Erick Thohir berjanji akan merealisasikan program pembinaan pemain muda secara serius selepas piala Asia kemarin, karena memang untuk mencetak timnas yang tangguh secara jangka panjang, diperlukan program pemain muda berjenjang yang benar-benar komprehensif dan terencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun