Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pertanyaan Besar untuk Presiden Terpilih 2024

26 April 2024   21:14 Diperbarui: 26 April 2024   21:35 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sociopath adalah sebutan populer terutama di berbagai media untuk orang yang memiliki ciri ASPD (Anti-Social Personality Disorder). Selain sociopath, ada sebutan popouler lain lagi, yaitu narcissist dan psychopath. Semuanya bagian dari ASPD.

Beberapa ciri utamanya seperti terlihat di gambar di bawah ini:

Gambar: StMU Research Scholars
Gambar: StMU Research Scholars
Tentu saja hanya para ahli saja yang boleh membuat diagnosa apakah seseorang menyandang ASPD atau tidak. Itu pun harus dengan bersandar pada buku panduan: DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition) yang diterbitkan oleh APA (American Psychiatric Association) tahun 2022. 

Meski demikian mereka yang bukan ahli bisa saja berspekulasi tentang apakah seseorang memiliki ciri utama ASPD atau yang populer disebut sociopath, narcissist, atau psychopath. Gambar di bawah ini adalah rincian yang lebih panjang dari ASPD traits yang bisa digunakan untuk membuat spekulasi.

Gambar: Mind Journal
Gambar: Mind Journal
Jangan lupa pula, bahwa mereka yang mengalami stres berat atau chronic stress, atau mengalami sebuah trauma berat bisa memiliki ciri utama sociopath atau ASPD untuk waktu yang terbatas hingga permanen.

Beberapa riset neuroscience menyebutkan tentang bagaimana interaksi beberapa bagian penting di otak menjadi menurun karena stres. Padahal interaksi bagian-bagian penting di otak itu menentukan kemampuan kognitif, kewarasan, pertimbangan moral, empathy, emotion regulation, dan lain-lain. 

Sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa mereka yang stres, empathy-nya menjadi menurun, moralnya menurun, yang itu berarti menjadi lebih cenderung pada pelanggaran norma atau pelanggaran aturan atau hukum. Belum lagi kemampuan kognitif menurun, emosinya menjadi tidak stabil, dan lain-lain yang menjadi bagian dari ciri utama sociopath.

Jadi siapapun bisa sesekali memiliki kecenderungan atau ciri sociopath, karena beberapa sebab, seperti stres yg sudah disebut di atas. Demikian juga kerusakan otak karena benturan keras di kepala, atau tumor di otak, pelatihan yang melibatkan praktik cuci-otak, stroke, dan lain-lain.

Fungsi otak tidak boleh terganggu. Jika terganggu maka mempengaruhi banyak hal seperti yang sudah disebut di atas, yaitu mempengaruhi kemampuan kognitif, perilaku, agresivitas, pertimbangan baik-buruk atau moralitas, Emotion Regulation, hingga kesehatan tubuh.

Namun stres adalah penyebab utama menurunnya fungsi otak. Padahal stres jika berulang-ulang terjadi, bakal memicu menurunnya fungsi otak yg lebih parah, bahkan bisa permanen.

Gambar: The Rockefeller University, NY.
Gambar: The Rockefeller University, NY.
Oleh karena itu banyak sekali riset atau buku seputar stres dan cara menurunkannya. Neuroscience yang berkembang beberapa dekade terakhir ini juga melakukan banyak riset seputar stres beserta cara menurunkan stres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun