Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Terjatuh di Jalur Ekstrem Menuju Kecamatan Simbuang

9 Desember 2024   21:36 Diperbarui: 11 Desember 2024   05:48 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi jalan terkini menuju Kecamatan Simbuang. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Kurang lebih 9 bulan tak menjejakkan kaki ke Kecamatan Simbuang, setelah Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 9 berakhir, saya kembali ke wilayah terpencil Kabupaten Tana Toraja tersebut dalam rangka memenuhi undangan dari teman-teman guru di UPT SMAN 13 Tana Toraja.

Tujuan perjalanan saya adalah berbagi hasil belajar praktik baik pendidikan di Korea Selatan atau dengan kata lain melakukan diseminasi. Pilihan kembali ke wilayah Lembang Puangbembe Mesakada menjadi prioritas karena teman-teman di sana sudah meminta kehadiran saya sejak saya masih ada di Pulau Jeju.

Perjalanan kali ini saya lakukan pagi hari, yakni berangkat dari kota Makale pukul 05:30 dengan harapan bisa tiba di SMAN 13 Tana Toraja sekitar pukul 09:00. Keyakinan perjalanan akan lancar didukung oleh cuaca cerah. 

Dengan mengendarai motor KLX, saya menyusuri jalan menuju Kecamatan Simbuang lewat jalur terpendek, yakni lewat rute PLTA Malea Energy, Semba, Buakayu.

Jalan mulus karena ruas jalan telah diaspal dari Lembang Buakayu menuju Lembang Poton hingga memasuki lembang Mappa'seolah-olah akan memuluskan perjalanan. Ternyata, di jalur sisa rabat beton, beberapa saat kemudian, motor KLX terpeleset menghindari induk ayam dan anaknya. Untung, tak ada lecet sama sekali.

Pemandangan hutan padat oleh pepohonan terhampar luas di depan saya ketika memasuki "pintu rimba" yang bernama sulu'. Oya, saya apresiasi sekelompok bapak-bapak yang membersihkan kedua sisi jalan dari padatnya tumbuhan semak.

Jalur tanah berbatu selanjutnya menjadi santapan ban motor. Sedikit nyaman saya lewati. Satu kelompok kerbau liar berpapasan dengan saya. Mereka santai saja menoleh dan kembali mengais rerumputan.

Jalur kategori ekstrem yang sesungguhnya dimulai dari Talayo menuju ke Sa'dan. Jalan tanah menukik tajam, kaya tikungan tajam dengan bebatuan lepas menuntut konsentrasi. Sedikit agak bagus dilewati karena pernah diratakan oleh alat berat pada proyek yang gagal akhir tahun lalu.

Sisanya, ban motor seolah praktik ski meskipun rem cakram belakang sudah digenjot. 

Pada satu kesempatan, ketika memasuki jalur yang pernah dilebarkan, tiba-tiba cakram belakang tak berfungsi. Demikian pula cakram depan. Sementara, jalan menukik tajam dan kontur berupa jalan tanah. Kecepatan motor yang sedikit tinggi di jalur menurun sulit saya kendalikan dengan kondisi rem blong. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun