Mohon tunggu...
Lulu Kartika
Lulu Kartika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Jakarta

seorang mahasiswa yang ingin menulis banyak artikel populer

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Frugal Living: Pilihan atau Keterpaksaan?

19 April 2024   19:25 Diperbarui: 19 April 2024   19:42 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: artikel sahabat pegadaian

Apa Itu Frugal Living?

Bagi beberapa orang istilah Frugal Living mungkin tak asing. Frugal living sendiri dimaknai sebagai gaya hidup hemat dan irit terhadap pengeluaran bahkan cenderung dinilai pelit oleh sebagian orang. Sebenarnya hidup frugal ini sama seperti menentukan skala prioritas, hidup frugal bukan berarti hidup tersiksa, hidup frugal bukan berarti mengesampingkan kebutuhan primer demi tidak mengeluarkan uang sepeser pun. Berbeda dengan minimalis yang berfokus pada konsep sederhana dalam banyak aspek, frugal living berfokus pada pengelolaan pengeluaran uang. Sebagai contoh daripada makan di restoran mewah, lebih baik memasak makanan atau membawa bekal. Di tengah dinamika ekonomi yang tidak pasti dan tekanan keuangan yang terus meningkat, semakin banyak orang yang memilih gaya hidup frugal living ini.

Gaya Hidup Yang Ramai Diperbincangkan

sumber: tiktok @cindyarmdya
sumber: tiktok @cindyarmdya

Pada video tiktok dari akun @cindyarmdya yang memuat tentang Apa Itu Frugal Living, bagaimana konsepnya dan apa standar yang berlaku untuknya. Konten tersebut saat ini mendapat lebih dari 935 ribu views, 37 ribu likes, serta 345 komentar. Ini menunjukkan besarnya perhatian masyarakat pada gaya hidup frugal living yang saat ini sedang ramai diperbincangkan.

Masyarakat seringkali memilih utang daripada menerapkan hidup hemat demi kepuasan gengsi. Beberapa orang mungkin tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang manajemen keuangan dan risiko utang. Ini bisa membuat mereka memilih utang tanpa mempertimbangkan alternatif lain. Maka frugal living hadir menjadi pilihan gaya hidup sekaligus melatih diri dalam mengelola keuangan.

Meskipun sering kali dianggap sebagai keterpaksaan akibat keterbatasan finansial, gaya hidup ini sebenarnya adalah suatu pilihan bijak yang dapat membawa manfaat jangka panjang bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan. Beberapa orang memilih gaya hidup ini karena mereka ingin mencapai tujuan keuangan tertentu, seperti menabung untuk membeli rumah, berinvestasi, atau mempersiapkan pensiun. 

Frugal Living Menuai Reaksi Pro dan Kontra

sumber: X @WidasSatyo
sumber: X @WidasSatyo

Frugal living tentu menuai banyak reaksi pro dan kontra dari masyarakat. Sebagai contoh, mengutip dari X @ptxnud "Pantes ekonomi agak lesu. Lu pada frugal living. Hahaha. Frugal2 besok company lo juga ikutan frugal living gimana? Jadinya gaji lo gak naik2" Ia menganggap ekonomi negara lesu akibat gaya hidup frugal living yang marak dilakukan, tindakan hemat berakibat turunnya daya beli masyarakat. Padahal daripada hal tersebut justru korupsi lebih merugikan negara. Cuitan X tersebut juga menuai tanggapan dari pengguna lain seperti tweet kutipan dari @WidasSatyo "Bukan frugal living, tapi duit gaji dan THR-nya udah pada kepake  buat judi slot."

sumber: kutipan X @WidasSatyo
sumber: kutipan X @WidasSatyo

Hal ini menunjukkan frugal living memang suatu pilihan. Seseorang pada postingan Facebook tersebut lebih memilih menghabiskan gaji juga THR untuk judi online daripada untuk membayar utang yang dia miliki. Konsep sebenarnya dari hidup frugal agar hidup lebih nyaman dan tidak menyusahkan diri dan orang lain. Dengan menerapkan hidup frugal seorang yang terjerat utang dan judi perlahan bisa bangkit dari kebiasaan buruk tersebut. Tentu saja semua diikuti kemauan dan pengaturan pada income juga spending, namun pengaturan dan standar tiap pribadi akan berbeda. Misal, orang dengan gaji 50 juta jelas berbeda dengan orang berpenghasilan 5 juta

sumber: instagram @perupadata
sumber: instagram @perupadata
Dalam beberapa kasus, keterbatasan ekonomi membuat seseorang harus mengelola uangnya dengan sangat ketat. Frugal living bisa menjadi kebutuhan karena kondisi keuangan yang sulit, seperti penghasilan rendah atau pengeluaran tak terduga yang besar. Menurut riset Litbang Kompas tahun 2021 mengungkapkan bahwa perbulan sisa gaji kalangan atas berkisar 1,5 juta rupiah dan -32 ribu rupiah untuk kelompok rentan miskin, ini kembali menunjukkan gaya hidup hemat menjadi pilihan paling tepat untuk dilakukan. Seseorang yang menerapkan  hidup frugal terbiasa tidak menghabiskan uang mereka untuk hal yang tidak penting dan dialihkan sebagai dana darurat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun