Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Ketika Minuk Ikut Pramuka

14 April 2024   21:07 Diperbarui: 19 April 2024   19:05 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustration by Anak Sosis

Dwi Satya...
Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

  1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menurut aturan keluarga
  2. Setiap hari berbuat kebaikan

Dwi Dharma...

  1. Siaga berbakti kepada ayah dan ibundanya
  2. Siaga berani dan tidak putus asa

Setelah dewasa, Minuk pun akhirnya mengerti, mengamalkan Dwi Satya dan Dwi Dharma di dalam keseharian sejatinya dapat menumbuhkan jiwa nasionalis dan jiwa sosial yang tinggi bagi anak-anak bangsa ini, yang tentu dapat menjadi fondasi yang kuat bagi sebuah lembaga pendidikan.

Jika Pramuka Tidak Wajib dalam ekstrakurikuler di sekolah, mungkinkan khusus Siaga tetap bisa dipertahankan? Agar anak-anak negeri ini tetap mengalami paling tidak satu kali Pesta Siaga di dalam kehidupannya? Bersama Yanda dan Bunda, juga Pakcik dan Bucik?

Bukankah dampak positif dari kegiatan pramuka di tingkat dasar bisa turut membantu memudahkan arah langkah dari pendidikan dengan kurikulum merdeka bagi negeri ini? Bukankah kemerdekaan juga memerlukan fondasi yang kuat? Tentu saja dengan mencurahkan seluruh potensi yang ada untuk perbaikan kualitas para pembina pramuka di tingkat Siaga, dan memberantas kelemahan-kelemahan yang ada.

Lihatlah, Minuk kecil masih selalu merasa berselimut kabut tiap kali ia ikut kegiatan pramuka. Dan itu selalu ia rasakan hingga ia menjadi Penegak. Kecemasan dan ketakutan selalu membayangi langkahnya. Butuh waktu yang panjang untuk mengalahkan ketakutannya dan itu ia dapatkan di Pramuka. Adakah yang juga merasakan seperti yang dialami Minuk? 

Di dalam kabut, Minuk benar-benar tak bisa membedakan bayang-bayang dari dirinya dan pohon-pohon di sekitarnya. Maka, ketika ada cahaya berwarna kuning keemasan yang timbul dari spirit ketika ia mengikuti kegiatan Pramuka, Minuk pun mulai menemukan titik awal dari arah langkahnya. Dan ia yakin, itu adalah fondasi yang benar bagi dirinya untuk memasuki pintu gerbang pendidikan di sekolah.

Bandungan, 14 April 2024


Catatan:
"Lho, tak kiro awakmu gak mlebu sekolah..." ("Lho,saya kira kamu tidak masuk sekolah...") *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun