Mohon tunggu...
Andora Silky
Andora Silky Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Hai.. Menulis menjadi salah satu hobi saya saat tidak ada kegiatan. Salam hangat!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bermain untuk Belajar: Strategi Mahasiswa PPG Menggunakan Ular Tangga untuk Meningkatkan Partisipasi dan Pemahaman Siswa dalam Mata Pelajaran PPKn

19 April 2024   19:37 Diperbarui: 19 April 2024   19:55 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Dokumentasi Pribadi

Kurikulum Merdeka, sebagai kebijakan pendidikan yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek) pada tahun 2022, memiliki beberapa tujuan utama yang bertujuan untuk merubah paradigma pendidikan di Indonesia. 

Pertama, tujuan utamanya adalah memberikan kebebasan kepada sekolah dan guru dalam mengatur kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal, sehingga dapat memperkuat keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar. Kedua, Kurikulum Merdeka bertujuan untuk mengembangkan potensi individu siswa dengan memberikan lebih banyak ruang untuk pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan literasi digital.

Menurut Profesor Ani, pakar pendidikan dari Universitas Indonesia, Kurikulum Merdeka di Indonesia mencerminkan sebuah terobosan dalam pendekatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek aktif dalam proses belajar-mengajar. 

Beliau menekankan bahwa Kurikulum Merdeka menawarkan ruang yang lebih besar bagi pengembangan potensi individu, dengan memberikan kebebasan kepada sekolah dan guru untuk mengadaptasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal. Profesor Ani juga menyoroti pentingnya integrasi teknologi dalam Kurikulum Merdeka, yang memungkinkan akses pendidikan yang lebih inklusif dan interaktif bagi semua siswa. Sedangkan menurut Dr. Budi, seorang ahli pendidikan dan peneliti dari Universitas Gadjah Mada, menambahkan bahwa Kurikulum Merdeka mencerminkan semangat untuk membebaskan pendidikan dari paradigma konvensional yang terpusat pada ujian dan evaluasi. 

Menurutnya, pendekatan ini memungkinkan guru untuk fokus pada pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi, yang penting untuk persiapan siswa menghadapi tantangan masa depan. Dr. Budi juga menekankan perlunya pelatihan dan dukungan yang memadai bagi guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan efektif, sehingga dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Pendidikan Kurikulum Merdeka di Indonesia telah menjadi fokus utama dalam upaya transformasi pendidikan menuju pembelajaran yang lebih relevan dan inklusif. Menurut para ahli, konsep ini mencerminkan semangat kemerdekaan dalam pengembangan kurikulum yang lebih responsif terhadap kebutuhan siswa dan tuntutan zaman. Salah satu aspek yang ditekankan adalah pemberian otonomi lebih besar kepada sekolah dan guru dalam merancang kurikulum yang sesuai dengan konteks lokal dan karakteristik siswa. 

Hal ini dilihat sebagai langkah positif untuk meningkatkan keterlibatan stakeholder lokal dan meningkatkan relevansi kurikulum dengan realitas sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat setempat. Selain itu, pendidikan Kurikulum Merdeka juga dianggap sebagai langkah strategis untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan, termasuk revolusi industri 4.0 dan globalisasi. Para ahli percaya bahwa pendidikan yang memberikan ruang lebih besar bagi pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti kreativitas, kritisitas, kolaborasi, dan komunikasi, akan membantu siswa menjadi lebih siap menghadapi perubahan yang cepat dan kompleks dalam dunia kerja. Dengan demikian, pendidikan Kurikulum Merdeka diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan individu yang kompeten, mandiri, dan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dalam berbagai konteks.

Salah satu objektif dari inisiatif kurikulum merdeka adalah untuk memperkuat pembentukan karakter melalui konsep Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila ini didasarkan pada tujuan pendidikan nasional Indonesia (Kahfi, 2022), yang mencakup enam dimensi kunci: keyakinan, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan integritas moral; keberagaman global; kerjasama sosial; kemandirian; pemikiran kritis; dan kreativitas. Permendikbud RI No. 22 Tahun 2020 tentang Renstra Kemendibud Tahun 2020-2024 menggambarkan visi pendidikan Indonesia, yaitu "Mewujudkan Indonesia yang maju, berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui pembentukan pelajar Pancasila." Implementasi Profil Pelajar Pancasila dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yakni pembelajaran intrakurikuler dan proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5). 

Dalam pembelajaran intrakurikuler, dimensi-dimensi atau unsur-unsur dimensi tersebut diintegrasikan ke dalam tujuan, capaian pembelajaran, dan materi pembelajaran. Sementara itu, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) melibatkan pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengidentifikasi dan merumuskan solusi terhadap masalah-masalah di lingkungan sekitar. 

Penulis telah menerapkan implementasi nyata dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila melalui kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Proses pengembangan Profil Pelajar Pancasila dilakukan melalui kegiatan intrakurikuler, yang merupakan fokus utama dalam struktur program pembelajaran dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan. Peran guru sangatlah signifikan dalam menciptakan kegiatan pembelajaran intrakurikuler yang bermakna dan berdampak positif terhadap pengetahuan serta karakter peserta didik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun