Akhir-akhir ini, dunia kembali dihebohkan dengan banyaknya pemberitaan mengenai lonjakan kasus pneumonia pada anak-anak di Tiongkok. Hal ini tentu memunculkan kekhawatiran masyarakat global, karena, beberapa waktu yang lalu, wabah COVID-19 yang berasal dari Wuhan, Tiongkok baru saja berubah statusnya dari pandemi menjadi endemi. Peningkatan kasus pneumonia di Tiongkok ini telah dipantau oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak pertengahan Oktober 2023. Diketahui bahwa penyebab utama maraknya penyakit ini adalah bakteri Mycoplasma pneumoniae.
Sebenarnya, Apa itu Mycoplasma pneumoniae?
Mycoplasma pneumoniae merupakan bakteri patogen yang menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan manusia, terutama pada anak-anak. Gejala yang ditimbulkan oleh Mycoplasma pneumoniae beragam, namun dapat jarang berakibat fatal. Mycoplasma merupakan jenis bakteri yang berukuran kecil dan strukturnya sangat sederhana. Ukurannya hanya sekitar 0,58–2,20 Mb (dibandingkan dengan E. coli yang sebesar 4,64 Mb). Mycoplasma pneumoniae termasuk ke dalam kelas Mollicutes dan famili Mycoplasmataceae. Bakteri ini berkembang biak dengan melakukan pembelahan biner (binary fission).Â
Lalu, Apa itu Pneumonia?
Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, maupun jamur. Paru-paru memiliki alveolus, kantung udara kecil yang penuh udara saat seseorang bernapas. Pneumonia menyebabkan alveolus terisi nanah dan cairan, sehingga menghambat asupan oksigen dan mempersulit seseorang ketika bernapas. Tingkat keparahan pneumonia bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Bergantung pada seberapa parah pneumonia, gejala yang muncul bisa berupa batuk, kesulitan bernapas, demam, keringat, menggigil, nyeri dada, mual, muntah, atau diare. Beberapa kelompok orang lebih berisiko terkena pneumonia, termasuk orang dewasa berusia 65 tahun ke atas, anak-anak di bawah 5 tahun, orang yang memiliki penyakit kronis, dan perokok.
Apa Kata WHO mengenai Pneumonia Misterius ini?
Dilansir dari laman WHO, lonjakan penyakit pernapasan termasuk pneumonia di Tiongkok disebabkan oleh pencabutan pembatasan COVID-19, musim dingin, dan patogen seperti influenza, Mycoplasma pneumoniae, virus pernapasan syncytial (RSV), dan SARS-CoV-2. Gejala yang dilaporkan pun mirip dengan penyakit-penyakit pernapasan lainnya. Data surveilans menunjukkan peningkatan infeksi saluran pernapasan di provinsi-provinsi Tiongkok bagian utara. WHO merekomendasikan langkah-langkah pencegahan kepada masyarakat Tiongkok, termasuk vaksinasi melawan influenza, COVID-19, dan patogen pernapasan lainnya. WHO tidak menyarankan tindakan khusus bagi wisatawan ke Tiongkok, namun orang sebaiknya menghindari perjalanan jika mengalami gejala penyakit pernapasan. Berdasarkan informasi hingga saat ini, WHO tidak merekomendasikan pembatasan perjalanan atau perdagangan.
Kondisi di Indonesia
Tercatat bahwa hingga 6 Desember 2023, kasus akibat Mycoplasma pneumoniae di Indonesia mencapai enam kasus. Keenam pasien tersebut merupakan anak-anak dengan rentang umur 3-12 tahun. Terdapat lima orang pasien dirawat di Rumah Sakit Medistra dan satu pasien dirawat di Rumah Sakit JWCC. Namun, berdasarkan laporan terbaru dari dua rumah sakit tempat keenam pasien tersebut dirawat, seluruh pasien telah dinyatakan sembuh.
Jaga Kebersihan Diri untuk Cegah Mycoplasma pneumoniae
Saat ini, vaksin untuk mencegah Mycoplasma pneumoniae belum ditemukan. Oleh karena itu, cara utama untuk melindungi diri sendiri dari Mycoplasma pneumoniae adalah dengan menjaga kebersihan diri sendiri, seperti dengan rutin melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS), mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, serta menjaga sirkulasi udara di rumah tetap baik.