Mohon tunggu...
Yahya Muhaimin
Yahya Muhaimin Mohon Tunggu... Freelancer - fakir ilmu

Seorang Pelajar dan akan selalu menjadi pelajar, sekarang berstatus mahasiswa aktif yang suka dengan dunia kreatif.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami konsep keikhlasan dalam hal berbagi kebahagiaan

31 Desember 2020   10:12 Diperbarui: 31 Desember 2020   10:27 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah disaat kamu sedang dalam kondisi keuangan yang serba cukup, kamu dengan senang hati mensedekahkan Sebagian dari uangmu. Namun seketika disaat kondisi serba kurang, kamu merasa adanya sedikit penyesalan dari tindakanmu sebelumnya yakni bersedekah. Apakah hal tersebut bisa dikatakan bahwa kita sebenarnya tidaklah ikhlas dalam berbagi,.?

.

Hidup adalah tentang pencarian. Karena, kita hidup juga tak sendirian. Nggak bakal Bahagia jika kita cuman mikirin diri sendiri. Berbagi kebahagaiaan dan cerita, itulah yang akan membuat hidup kita lebih bermakna. Dari situlah nantinya kita bisa memandang sesuatu secara luas. Semakin dewasa kita, semakin kita sadar betapa lemahnya diri kita tanpa bantuan orang lain, baik teman, sahabat maupun keluarga. Karena sejatinya disisi kanan-kiri kita ada manusia lain.

.

Saya pernah mendengar sebuah pernyataan begini, "kita tidak akan pernah bisa tau perasaan seseorang sampai kita benar-benar berada diposisi mereka." Mungkin dari situlah muncul ide acara reality show yang ada di Tipi-tipi yang bertemakan berbagi rezeki. Namun, perkara hati kan bagai sebuah misteri. Kita benar-benar tidak akan pernah bisa tau isi hati dari orang lain. Yang bisa tau ya, diri sendiri dan tuhan. Kita juga sebenarnya tidak bisa memaksakan diri kita untuk menjadi orang lain dan memaksa orang lain menjadi diri kita, walau dalam konteks "berbagi". Masing-masing dari kita mempunyai pengalaman dan peristiwa yang berbeda. Untuk itulah manusia diciptakan beragam dan punya peran masing-masing.

.

Saya mencoba melihat konsep yang lebih luas dalam hidup dan menghadapi hidup. Tentang berbagi, interaksi dan ikhlas. Setahun terakhir ini saya pribadi maupun kita semua tersadarkan tentang sesuatu, yakni berbagi cerita dalam satu ruang yang sama. Kita seakan diperlihatkan bagaimana itu semua direnggut dari diri kita akibat imbas adanya Pandemi. Kita seakan rindu akan hasrat untuk bersua, berbagi cerita diruang yang sama. Namun, disisi lain kita seakan disadarkan Kembali untuk peduli, berbagi dan ikhlas.

Berbagi adalah kebahagiaan itu sendiri

Konsep berbagi tidak hanya berupa harta benda saja, melainkan hal sederhana seperti senyuman, tawa atau bahkan sekedar meluangkan waktu. dari hal sederhana tersebut, kita sudah bisa membuat Bahagia orang lain dan tentunya diri kita sendiri. Dengan adanya pandemi ini, seperti yang sudah saya jelaskan diatas. Kita rindu akan hasrat untuk sekedar bersua, dan bersapa. Saat kita sudah lama tidak saling bertemu atau sekedar bercerita, dan tiba-tiba ada satu waktu dimana kita semua bisa bertemu. Kita akan dengan senang hati akan meluangkan waktu. dan itu sebuah kebahagiaan tersendiri.

.

Berbagi kebahagiaan berbanding lurus dengan kebaikan

Nyenengno wong liyo iku sejatine nyenengno awake dewe, walikane yo ngono, nyusahno wong liyo iku sejatine nyusahno awake dewe.(Membahagiakan orang lain itu sejatinya membahagiakan diri sendiri. Sebaliknya, menyusahkan orang lain itu sejatinya menyusahkan diri sendiri).

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun