Kurang lebih seperti itulah gambaran dibabak awal dari Anime ini. Kalo diceritain panjang lebar, bakal jadi tulisan rekap Anime. Oke, Lanjut,...
Dari babak awal tadi, lanjut pada babak-babak selanjutnya. Di Anime ini, kita tidak bisa mendefinisikan satu tokoh dengan klaim Hitam ataupun Putih. Berbeda dengan Anime lain, sebagai contohnya tokoh Pain(dalam serial Naruto). Dia diperlihatkan sebagai tokoh 'Hitam' yang menyerang Desa Konoha sampai memporak-porandakannya. Sebelum akhirnya Flashback diperlihatkan ternyata Pain adalah sosok 'Putih' yang mempunyai tujuan baik namun ditengah jalan, dia dihasut untuk menjadi anggota Akatsuki, dimana organisasi ini merupakan organisasi yang bertentangan dengan dunia yang ada diserial Naruto. Pain sendiri secara langsung diperlihatkan sebagai sosok yang awalnya Putih, kemudian ditarik kedunia Hitam sebelum akhirnya Kembali lagi menjadi Putih.
Namun, berbeda didunia "Attack on Titan". Dibabak menjelang akhir ini, kita seperti diarahkan untuk berpikir Majemuk. Seperti yang saya sebutkan diawal, kita tidak bisa mendefinisikan Hitam maupun Putih, disini semuanya Abu-Abu. Kita disajikan 2 perspektif yang berbeda dengan porsi yang cukup seimbang. Kita diperlihatkan alasan dari tindakan masing-masing sisi yang saling berlawanan.
"Tidak ada satupun didunia ini yang tidak paradox"
-Sudjiwo Tedjo, 2020-
Dari Anime ini kita diajarkan untuk bisa berfikir Majemuk, bisa menempatkan diri sesuai koridornya. Betapa berbahayanya Ketika kita hanya berfikir tunggal tanpa bisa melihat sisi lainnya. Sebab Hitam-Putih, Kanan-Kiri, Positif-Negatif, Cebong-Kampret, sejatinya selalu berdampingan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H