Cerita Abu nawas Ini diambil dari serat abunawas dalam bahasa Jawa yang ditulis oleh Petruk diterbitkan oleh Balai Pustaka 1930
Seri II Abu Nawas Dengan Saudagar Mesir
diceritakan suatu hari terdapat seorang saudagar dari Mesir yang datang ke Kota Baghdad, ia membawa berbagai macam barang dagangan yang tak lama seluruh daganganya pun habis terjual sehingga saudagar tersebut berkemas untuk pulang ke negaranya. Namun karena belum mendapat tumpangan kapal yang siap berlabuh, maka ia terpaksa untuk tinggal beberapa hari di Bagdad. sembari menunggu labuhnya kapal, sang saudagar pun sedikit bersenang-senang menikamati keindahan kota bagdad.
Pada suatu malam sang saudagar bermimpi  menikahi seorang gadis anak dari penghulu, dalam mimpi tersebut ia juga telah memberikan seserahan perkawinan kepada pengantin wanita. keesokan harinya ia lantas  menceritakan mimpinya kepada teman-temannya yang lambat laun cerita tersebut tersebar diseluruh penjuru kota baghdad hingga terdengarlah ditelinga sang penghulu baghdad.Â
Setelah mendengar kabar yang tersebar luas tersebut, maka sang penghulu cepat-cepat mendatangi sudagar mesir dan bertanya : Â Wahai saudagar, apa benar kau telah bermimpi menikahi anakku, jika memang benar, engkau harus menyerahkan seserahan sesuai dengan dimimpimu itu.
Sang saudagarpun menjawab: apa yang engkau ucapkan memang benar wahai penghulu, namun hal itu hanyalah sebuah mimpi sahaja, kenyataannya saya tidak pernah menikahi putrimu.
 Mendengar jawaban sang saudagar, penghulupun langsung marah,lantas ia merampas seluruh harta benda sang saudagar. sembari mengucapkan : seluruh harta bendamu ini sebenarnya tak akan cukup untuk menjadikanmu menikah dengan anakku. seluruh harta bendan sang saudagar langsung ia bawa pulang dan hanya menyisakan pakaian yang menempel di badan.Â
apa yang menimpa sang saudagar tak satupun orang yang menolong, bahkan tak ada yang menggubrisnya. Pada suatu hari sang saudagar datang kepada sang istri untuk meminta tolong karena ia telah tak memilki satupun uang dan harta, ia ceritakanlah hal yang telah menimpanya pada saat di kota baghdad. sang istripun sangat sedih dan kasihan dengan apa yang telah menimpa sang suami sehingga dibawalah sang suami kepada abu nawas untuk meminta bantuan kepadanya.Â
sesampainya di rumah abu nawas, Â sang istri saudagar lantas menceritakan apa yang telah menimpa suamainya tersebut dan meminta abu nawas untuk menolong suaminya tersebut. abu nawaspun menyanggupinya. janji akan melaporkan masalah sang sudagar kepada Sultan Harun Arrasyid.Â
Setelah istri saudagar kembali pulang kerumahnya, abu nawas menyiapkan rencana dengan meyuruh semua murid muridnya, "wahai semua muridku, kalian pulanglah kerumah masing-masing untuk mengambil pacul, linggis, dan lain lainnya, nanti sore kalian kembalilah kesini". seluruh murid abu nawaspun menuruti apa yang diperintah sang guru, mereka berbondong-bondong pulang kerumah masing masing. pada sore harinyas mereka kembali berkumpul di depan rumah sang guru dengan membawa berbagai alat yang telah diperintahkan sebelumnya. Setelah semua murid berkumpul lantas abu nawas memberi tugas kepada mereka semua.
"Wahai murid- muridku, malam ini pergilah kalian kerumah sang penghulu, rusaklah rumahnya, jika ada yang bertanya jangan perdulikan, bilang saja kalau  saya yang menyuruhmu.