Mohon tunggu...
Sitti Fatimah Bandjar
Sitti Fatimah Bandjar Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang wanita sederhana,ibu dar 3 orang anak,nenek dari 2 orang cucu,bekerja dan menghasilkan uang dari rumah.Bukan penulis hanya suka menulis.Pengamat tingkah laku berdasarkan insting.Itulah saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Urusan Perut Penambang Harus Menunggu Peraturan Pemerintah?

1 November 2014   21:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:55 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak ditemukannya batu bacan yang beratnya 1 ton lebih,pemerintah mulai ngeh'.Padahal selama ini masyarakat bebas mengambil/menambang batu di lahannya sendiri tanpa ada campur tangan pemerintah.Kehidupan masyarakat yang mulai membaik sekarang tiba2 harus gigit jari karena selain lahan tempat biasa mereka mengais rejeki di police line,warga juga dilarang untuk  menambang sampai ada keputusan hukum.

Sampai kapan pemerintah menutup tambang?bagaimana nasib warga di kepulauan Bacan yang selama ini menghidupi keluarganya dari hasil tambang..???Sejak berpuluh-puluh tahun batu bacan digali tidak ada reaksi apa-apa dari pemerintah,lalu kenapa sekarang pemerintah mau buat peraturan baru?Apakah peraturan baru yang akan dibuat pro rakyat atau malahan hanya untuk kepentingan bisnis semata?

14147491362056383480
14147491362056383480

Ketika saya jalan-jalan dan sempat ngobrol dengan penjual batu mereka hanya bisa menunjukan ke saya batu-batu yang bukan jenis Bacan Doko dan Bacan Palamea.Karena stoknya sudah mulai berkurang.Kelangkaan ini membuat batu bacan semakin mahal harganya.

Sampai kapan tambang ditutup..??''Sampai ada keputusan pemerintah dan diterbitkannya Peraturan Daerah(PERDA)''.jawab salah seorang teman penambang saya.Dia terpaksa nganggur karena belum ada pekerjaan Setelah puluhan tahun penambangan batu bacan oleh rakyat setempat tanpa ada campur tangan pemerintah dan sekarang harus dibuat peraturan baru tentang penambangan batu bacan.

Laahh ....kalo peraturannya aja belum ada,mengapa tambang ditutup dan batu yang beratnya 1 ton itu kemana??Ikan kecil selalu jadi mangsa ikan besar,yang lemah selalu di bully yang kuat.Tuhan tidak berpangku tangan melihat semua ini.

Sementara yang jualan sayur kembali jualan sayuran dulu yaa demi isi perut.

Lihatlah bapak-bapak kita yang akan buat peraturan perutnya semakin gendut karena kebanyakan diisi sehingga tak ada ruang,sementara pekerja tambang harus terpaksa mencari rejeki ditempat lain demi menafkahi keluarganya.Urusan perut tidak akan pernah selesai hingga kita berkalang tanah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun