Mohon tunggu...
Zyanne TriaNalita
Zyanne TriaNalita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strawberry Generation, Individu Dewasa Awal dengan Resiliensi Rendah

1 Juli 2023   00:31 Diperbarui: 1 Juli 2023   00:32 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Resiliensi berhubungan dengan kemampuan interpersonal dan dukungan sosial. Resiliensi mencakup tujuh komponen yakni (1) regulasi emosi, hal ini sangat baik untuk mempercepat penyelesaian suatu masalah karena bagaimana individu mengekspresikan emosinya memengaruhi kemampuan resilien individu tersebuty. (2) Pengendalian impuls, hal ini merupakan suatu kemampuan untuk mengendalikan keinginan yang muncul dari dalam diri. (3) Optimisme, individu yang optimis cenderung lebih sehat secara fisik, terhindar dari depresi, dan lebih produktif. (4) Empati, kemampuan individu dalam membaca gejala psikologis dan emosi dari lawan bicara atau lingkungannya. (5) Analisis penyebab masalah, empati, hal ini merujuk pada kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi permasalahan dan menghindari potensi mengulangi kesalahan yang sama kedepannya. (6) efikasi diri, keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki diri sendiri. Dan (7) peningkatan aspek positif, hal ini merupakan kemampuan membedakan resiko yang realistis dan tidak realistis.

Dengan resiliensi yang tinggi, aspek negatif dari strawberry generation dapat dihindari. Kemampuan dalam beradaptasi yang baik sangat dibutuhkan di era revolusi 4.0 ini. Tentunya dengan segala kondisi baik itu positif maupun negatif, individu diharuskan tetap dapat menyesuaikan dan beradaptasi dengan lingkungannya agar tetap bisa menjalani kehidupan dengan layak. Karakteristik positif dari strawberry generation bisa membantu kita dalam beradaptasi, namun karakteristik negatif yang sudah menjadi stereotipe cukup mengganggu. Generasi yang dipandang memiliki kekuatan mental lemah dirasa tidak akan mampu bersaing dan beradaptasi kedepannya. Biarpun begitu, tentunya hal tersebut dapat diminimalisir dengan kesadaran untuk meningkatkan resiliensi.

Referensi:

Herrman, H., Stewart, D. E., Diaz-Granados, N., Berger, E. L., Jackson, B., & Yuen, T. (2011). What is resilience?. The Canadian Journal of Psychiatry, 56(5), 258-265.

Reivich, K., & Shatte, A. (2002). The Resilience Factor: 7 Keys To. Finding Your Inner Strength And Overcome Life's Hurdles. New York: Broadway Books.

Santrock, J. W. (2012). Life-span developmen (13 ed.). (N. I. Sallama, Ed., & B. Widyasinta,  Trans.) Jakarta: Erlangga.

Atencio, M., Tan, Y. S., Ho, S., & Ching, C. T. (2015). The strawberry generation they are too pampered': Pre-service physical education teachers' perspectives on outdoor education in Singapore. European Physical Education Review.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun