Bukan, ini bukan flare berupa suar atau nyala api terang yang dipakai pelaut sebagai penerang ataupun penanda untuk keadaan darurat atau bencana atau untuk keperluan fotografi. Bukan!
Ya, sejak tegak diagnosa Lupus pada akhir 2016, tubuhku jadi sensitif terhadap perubahan suhu yang tiba-tiba. Misalkan selama seminggu kemarin cuaca dingin (dibawah 30 C) lalu dalam 3 hari terakhir menjadi panas (diatas 30 C).Â
Bagi tubuh penderita Lupus, sangat sulit untuk bisa melakukan penyesuaian yang cepat terhadap perubahan suhu ini.
Walhasil, karena tubuh bingung, maka akibatnya radang di organ dalam tubuh. Apa yang dirasakan? Tentu saja, nyeri sekujur tubuh hingga ke tulang seperti rematik. Lalu pinggang ngilu seperti mau patah, persendian kaki menjadi berat, mata berasa kering dan pusing bila berdiri.
Apa yang dilakukan bila flare atau kumat? Istirahat alias rebahan. Kelihatan seperti pemalas bukan? Hahaha, penderita Lupus sudah biasa dengan ucapan dari orang-orang yang tidak mengerti dengan kondisi kami ini.
Tetapi, begitu fase penyesuaian bisa dilewati dengan maksimal dan cukup, tubuh akan membaik seperti semula dan gejalanya semua hilang tak berjejak dan dapat beraktifitas normal seperti biasa.
Ya, apabila ada saudara, kerabat, teman atau kenalan anda memiliki penyakit autoimmune jenis Lupus ataupun jenis lain, dukung mereka untuk istirahat bila memang penyakitnya sedang flare ya. Itu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H