Raga berusaha tampil setenang mungkin setiap jalan bersama Jiwa. Bukan apa-apa, Raga takut semuanya akan menjadi canggung bagi pertemanan mereka bila keadaannya menjadi berbeda.
Sama seperti saat ini, makan siang sambil mendengarkan cerita dan celoteh Jiwa yang sering kali membuat Raga tersenyum dan tertawa saat Jiwa memperlihatkan mimik muka yang ekpresif. Hampir semua hal bisa diceritakannya dengan baik dan runut.
"Ga, ikutan les bahasa Jerman aja yuk bareng aku, kan bisa pergi dan pulang les bareng. Paling kita beda kelas aja. Aku nggak ada temannya." ajak Jiwa pada Raga.
"Nggak ah, biasanya aku latihan di studio bareng teman-teman. Itu hari Sabtu kan?" jawab Raga.
"Iya juga ya. Eh, kalian mau bikin single baru lagi ya? Atau album baru? tanya Jiwa mengalihkan pembicaraan.
"Ada beberapa single, rencananya pada mau mini album dulu, sekalian nanti cocokin jadwal buat promo kalau memang jadi rilis." jelas Raga.
"Aku sedang sakit Ga, udah setahun terakhir aku tiap bulan cek lab dan bolak-balik ke dokter penyakit dalam, tapi belum jelas penyakitnya. Badanku terlalu sering lelah." terang Jiwa tiba-tiba.
Raga bingung, tak tahu harus menanggapi apa. Pantas saja Jiwa sudah jarang keluar rumah selain pergi dan pulang kerja dan mungkin les ini. Sudah jarang keluar kota pula.
"Kamu dengan siapa ke RS? Mama? Sekarang, Â kalau kamu perlu ke RS kapan pun, kabari aku. Aku bakal atur jadwal anterin kamu. Jangan pergi sendiri atau bikin Mama kamu repot." jelas Raga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H