Ada yang pernah jadi anak rantau? Atau, malah sudah mempunyai anak di rantau.Â
Umumnya, merantau dilakukan, dan akhirnya menjadi lumrah, saat ingin mendapatkan pendidikan yang lebih baik daripada di kampung halaman atau saat mencari pekerjaan.
Bagi beberapa anak, hal ini menjadi simbol kebebasan karena dianggap tidak ada pengawasan dari orangtua yang melekat. Tentu saja, bagi orangtua, kebalikannya. Akan muncul banyak rasa khawatir, yang disertai penasaran, tentang kehidupan anaknya setelah tidak lagi serumah dengannya.
Anak biasanya mengira, bahwa dengan merantau, orangtua pasti tidak mengawasi anaknya. Sebaliknya, orangtua akan seketika punya "jiwa detektif" dan akan memantau anaknya sedemikian rupa dengan cara apapun.
Kehidupan dirantau akan sangat dipengaruhi oleh pola asuh dan nilai-nilai yang ditanamkan orangtua sejak dini. Lingkungan dirantau juga akan berkontribusi mempengaruhi sifat anak.
Itulah mengapa, biasanya orangtua akan "menitipkan" anaknya kepada orang yang bisa dia percaya, saudara atau kerabat jauh sekalipun, untuk memantau anaknya sesekali.
Tapi, tetap prinsip saling percaya dan menghargai antara orangtua dan anak yang menjadi kunci keberhasilan dirantau.
Bagaimana? Sudah punya kisah indah untuk dikenang saat dirantau?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H