Mohon tunggu...
mohammad zurofis labibi
mohammad zurofis labibi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

masih butuh wawasan dan pengetahuan yang banyak

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Identitas: Antara Kesatuan dan Pecah Belah

12 Juni 2024   14:26 Diperbarui: 12 Juni 2024   14:53 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Mohammad Zurofis Labibi Mahasiswa Ilmu Pemerintahan UMM

Politik identitas telah menjadi pusat perhatian dalam arena politik modern. Dari identitas rasial, agama, gender, hingga orientasi seksual, isu-isu ini semakin mendominasi diskusi publik dan membentuk dinamika politik di berbagai belahan dunia. Namun, di balik kesempatan untuk memperjuangkan hak-hak kelompok tertentu, politik identitas juga menghadirkan tantangan yang kompleks.

Pertama-tama, politik identitas menciptakan kesempatan untuk mengakui dan memperjuangkan hak-hak kelompok-kelompok yang sebelumnya terpinggirkan. Dalam masyarakat yang memperlakukan minoritas dengan tidak adil atau mengabaikan kebutuhan kelompok tertentu, politik identitas memberikan suara bagi mereka yang sebelumnya tidak terwakili. Misalnya, gerakan feminis telah menggunakan politik identitas untuk menyoroti ketidaksetaraan gender dan memperjuangkan hak-hak perempuan.

Namun, di sisi lain, politik identitas juga memiliki potensi untuk memecah belah masyarakat. Saat politisi memanfaatkan identitas untuk memobilisasi basis politik mereka, hal ini dapat menyebabkan polarisasi yang merusak. Daripada membangun kesatuan di antara warga negara, politik identitas seringkali digunakan untuk menciptakan perpecahan berdasarkan perbedaan-perbedaan yang seharusnya bisa bersatu.

Selain itu, politik identitas sering kali mengalihkan perhatian dari isu-isu yang lebih mendesak dan universal. Ketika perdebatan politik didominasi oleh pertikaian identitas, isu-isu seperti kemiskinan, ketimpangan ekonomi, dan perubahan iklim mungkin terpinggirkan. Akibatnya, masyarakat dapat kehilangan fokus pada masalah-masalah yang memengaruhi semua orang tanpa pandang identitas.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang seimbang terhadap politik identitas. Pertama-tama, penting untuk mengakui dan menghormati keragaman masyarakat. Identitas merupakan bagian integral dari pengalaman manusia, dan memperjuangkan keadilan bagi semua kelompok adalah langkah penting dalam membangun masyarakat yang inklusif.

Namun, politik identitas juga harus disertai dengan kesadaran akan kesatuan sosial. Meskipun penting untuk memperjuangkan hak-hak kelompok tertentu, kita juga harus mengenali bahwa kita semua adalah bagian dari masyarakat yang lebih besar. Solidaritas dan kerjasama lintas kelompok diperlukan untuk mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi oleh semua warga negara.

Selain itu, politik identitas harus didasarkan pada pemahaman yang mendalam tentang konteks sosial dan sejarah yang kompleks. Memahami akar-akar ketidaksetaraan dan diskriminasi adalah langkah pertama untuk menciptakan perubahan yang berarti dalam masyarakat. Selain itu, politisi dan pemimpin masyarakat harus berkomitmen untuk membangun dialog yang menghormati antarkelompok dan mencari solusi yang inklusif.

Jadi politik identitas adalah fenomena yang kompleks dengan potensi untuk memperjuangkan keadilan sosial dan memperkuat kesatuan masyarakat. Namun, untuk mencapai hal ini, diperlukan pendekatan yang seimbang yang mengakui keragaman masyarakat sambil mempromosikan kesatuan sosial dan memperjuangkan isu-isu universal. Hanya dengan pendekatan ini, politik identitas dapat menjadi alat untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan inklusif bagi semua warga negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun