Salahkah dia?
Jatuh cinta di saat kesepian yang tidak disadarinya.
Kehausannya akan kasih sayang dari sosok pasangan.
Kesetiaannya pada orang yang menyia-nyiakan kepercayaannya.
Kebutaannya karena memilih menutup mata daripada melihat kenyataan pahit yang menyakiti dirinya.
Terbius oleh kata-kata rayuan yang membuatnya melayang.
Aku pun bertanya padanya,
Mengapa kau masih bertahan bersamanya?
Kenapa kamu korbankan semua untuk seseorang yang tidak pantas?
Tidakkah kau ingin bahagia seutuhnya?
Jangan sampai terlambat dan menyesal di kemudian hari.
Dan dia pun menjawab dengan senyuman dalam tangis.
Karena cintaku sejak awal adalah tulus padanya.
Ketika dia tidak ada, sering aku merasa kesepian, merindukannya.
Selama ini, hanya dia yang bisa mengerti diriku.
Seberapa besar pun kesalahannya, selalu aku maafkan.
Aku juga tidak mengharapkan apa pun darinya.
Aku wanita yang menuruti kata hatinya saja.
Aku hanya percaya, suatu saat nanti, ketika Tuhan berkehendak dia sudah tidak membutuhkan aku lagi, maka aku pasti bisa ikhlas membiarkan dia pergi.
Salahkah dia?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H