Mohon tunggu...
Suryani Darmawan
Suryani Darmawan Mohon Tunggu... -

live in Yogyakarta for now...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pengemis Cinta

30 November 2011   16:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:59 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Salahkah dia?

Jatuh cinta di saat kesepian yang tidak disadarinya.

Kehausannya akan kasih sayang dari sosok pasangan.

Kesetiaannya pada orang yang menyia-nyiakan kepercayaannya.

Kebutaannya karena memilih menutup mata daripada melihat kenyataan pahit yang menyakiti dirinya.

Terbius oleh kata-kata rayuan yang membuatnya melayang.

Aku pun bertanya padanya,

Mengapa kau masih bertahan bersamanya?

Kenapa kamu korbankan semua untuk seseorang yang tidak pantas?

Tidakkah kau ingin bahagia seutuhnya?

Jangan sampai terlambat dan menyesal di kemudian hari.

Dan dia pun menjawab dengan senyuman dalam tangis.

Karena cintaku sejak awal adalah tulus padanya.

Ketika dia tidak ada, sering aku merasa kesepian, merindukannya.

Selama ini, hanya dia yang bisa mengerti diriku.

Seberapa besar pun kesalahannya, selalu aku maafkan.

Aku juga tidak mengharapkan apa pun darinya.

Aku wanita yang menuruti kata hatinya saja.

Aku hanya percaya, suatu saat nanti, ketika Tuhan berkehendak dia sudah tidak membutuhkan aku lagi, maka aku pasti bisa ikhlas membiarkan dia pergi.

Salahkah dia?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun